
Rencana Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Era Jokowi Lewat Sini

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan untuk melanjutkan Kereta Cepat Whoosh hingga ke Surabaya. Menurut AHY perpanjangan rute Kereta Cepat Whoosh ke Surabaya nantinya memberikan dampak cukup besar, mulai dari pemangkasan waktu tempuh dari Jakarta ke Surabaya maupun sebaliknya, meningkatkan efisiensi, dan tentunya dapat saling terintegrasi antar kota di Pulau Jawa.
Namun AHY belum memberikan penjelasan lebih detail soal proyek ini, termasuk trase hingga pendanaan. Pihaknya tengah menyiapkan regulasi baru untuk mendukung terlaksananya proyek ini.
"Hal penting dari visi ini adalah memperkuat koridor Bandung-Surabaya dengan investasi yang tepat. Kita sedang menyiapkan framework regulasi baru," ungkap AHY dalam paparannya di pembukaan RailwayTech Indonesia 2025 di JI EXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).
Meski demikian, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya via Bandung sudah pernah dikaji Kementerian Perhubungan era Presiden Joko Widodo lalu. Perpanjangan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya telah tertulis dalam program pengembangan jaringan dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KM 296 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Arif Anwar saat diskusi daring bertajuk "Peluang dan Tantangan Pengoperasian Kereta Api Cepat Koridor Jakarta-Surabaya 2024 lalu mengungkapkan KCIC tengah menyiapkan kelayakan potensi perpanjangan Kereta Cepat ke Surabaya.
![]() Kereta Cepat Whoosh. (Dok. KCIC) |
Arif mengatakan, beberapa rencana alternatif jalur perpanjangan telah disiapkan KCIC dengan rute lanjutan dari Tegalluar, Bandung, hingga Surabaya. Setidaknya ada tiga jalur yang telah dipertimbangkan, yakni lintas selatan, lintas tengah, dan lintas utara.
Pertama, lintas selatan rute Bandung-Surabaya melalui Kroya dan Yogyakarta. Jaraknya 629,5 Km dengan 13 stasiun yang dapat ditempuh 180 menit. Kedua, lintas tengah rute Bandung-Surabaya melalui Cirebon dan Purwokerto dengan jaraknya 679,2 Km melalui 15 stasiun dengan waktu tempuh 193 menit. Ketiga, lintas utara dari Bandung ke Surabaya melalui Cirebon dan Semarang dengan panjang 642 Km melewati 14 stasiun dengan waktu tempuhnya 184 menit.
Sedangkan rekomendasi dari konsultan KCIC, lintas selatan yang akan dipertimbangkan jadi opsi utama. Pertimbangannya, waktu tempuh layanan kereta api (KA) Jakarta-Surabaya dapat dipangkas dari 10,46 jam menjadi 3 jam.
"Untuk pembangunan, disampaikan tahapannya di mana tahap pertama dari Tegalluar-Yogyakarta-Solo (2029), kelanjutannya dari Yogyakarta menuju Surabaya (2033). Estimasi penumpang ketika sudah beroperasi sekitar 63.000 penumpang per hari," kata Arif saat itu.
General Manager Project Management Office and Network Expansion KCIC Wilman Hatoguan mengatakan, rute Jakarta-Bandung yang akan berlanjut ke Surabaya direkomendasikan melalui jalur selatan. Usulan itu dipandang terbaik berdasar jarak tempuh, estimasi biaya, dan tingkat kesulitan teknis pembangunannya.
Adapun jarak tempuh dari Bandung hingga ke Yogyakarta dapat dicapai 76 menit, berlanjut Yogyakarta ke Surabaya selama 46 menit. Alhasil, total waktu tempuh perjalanan dari Stasiun Halim ke Stasiun Surabaya hanya 3 jam.
"Untuk ke depan, memang perlu direncanakan skema bisnis model yang lebih sustain, baik bermanfaat bagi negara dan juga bagi para investor yang nantinya terlibat di dalam proyek pengembangan ini," ujar Wilman dalam kesempatan yang sama.
Selain mengurangi jarak tempuh, Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi 1,3% pada daerah-daerah yang dilalui. Jenis kereta ini juga diklaim memiliki efisiensi energi delapan kali dari pesawat dan empat kali lebih efisien dari mobil.
Dari sisi permodalan, skema business to business (B2B) pada pembangunan kereta cepat hingga Surabaya berisiko sangat tinggi bagi investor. Alhasil, KCIC tengah mempelajari skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (PPP) atau KPBU sehingga ada pembagian risiko antara investor dan pemerintah.
"Dari pemerintah dapat (dampak) peningkatan ekonomi yang pasti dan juga dari sisi investor bisa mendapatkan sustainable business yang pasti," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat kala itu, Ridwan Kamil, pernah membocorkan rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya via Bandung. Dia menyebutkan, nantinya rute Kereta Cepat tahap 2 mulai dari Bandung, lalu kemudian ke Kertajati, selanjutnya Yogyakarta, Solo dan stasiun terakhirnya di Surabaya.
"Tahap 2 adalah Bandung - Kertajati - Yogyakarta - Solo - Surabaya. Studi kelayakan disepakati untuk segera dilakukan," tulis pada keterangan video reels @ridwankamil.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jumlah Penumpang KA Cepat Whoosh Naik 10%, Terungkap Ini Penyebabnya
