Gelombang PHK Melejit, Awas Kemiskinan RI Naik!

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
29 July 2025 16:05
Cover topik PHK Besar
Foto: cover topik/Cover topik PHK Besar/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat kemiskinan nasional diperkirakan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang semakin tinggi.

Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Abra Talattov menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir, jumlah tenaga kerja yang di PHK terus meningkat.

Sepanjang semester pertama tahun 2025, tingkat PHK telah mencapai 42.385 orang atau meningkat 52,1% dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu sebanyak 32.064 orang. Jumlah tersebut pun meningkat dari tahun 2023 sebesar 21,5% atau 26.400 orang.

"Jadi memang ada kecenderungan jumlah PHK di Indonesia yang terus meningkat, nah kalau kita lihat secara provinsi juga khususnya di jumlah populasi besar seperti di pulau Jawa, ini juga jumlah PHK nya tinggi dan ini kan pada jenderalnya tidak ada resiko untuk mengerek naik tingkat kemiskinan di Indonesia," ujar Abra dalam diskusi publik, Selasa (29/7/2025).

Dari sisi penciptaan tenaga kerja baru pun juga berpotensi melambat baik secara nasional maupun global. Berdasarkan Oranisasi Buruh Internasional (ILO), penciptaan tenaga secara global diproyeksikan turun dari 1,7% atu setara 60 juta pekerja menjadi 1,5% atau setara 53 juta pekerja.

"Artinya juga Indonesia perlu waspadai ketika ada potensi lambatnya penciptaan tenaga kerja baru, dibanding di level global maupun di level nasional," ujarnya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik mengatakan bahwa angka kemiskinan nasional menurun ke level terendah dalam dua dekade. Tercatat, kemiskinan Indonesia mencapai 23,85 juta orang per Maret 2025.

Namun dibalik capaian tersebut, kemiskinan di perkotaan mengalami kenaikan dari 6,66% pada September 2024 menjadi 6,73% pada Maret 2025.

Sebaliknya, kemiskinan di pedesaan sebesar 11,03%, menurun dibandingkan September 2024 yang sebesar 11,34%.

Di sisi lain, pasar tenaga kerja Tanah Air menghadapi guncangan yang sulit pada paruh pertama tahun ini.

Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terpantau melejit lebih dari 30%, paling tinggi terjadi di Jawa Tengah.

Berdasarkan data dari Satudata Kementerian Ketenagakerjaan, sepanjang Januari hingga Juni 2025, tercatat ada 42.385 pekerja yang mengalami PHK. Angka ini melonjak 32,19% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 32.064 orang.

Tercatat Jawa Tengah menjadi provinsi dengan PHK tertinggi sepanjang semester pertama mencapai 10.995 orang. Diikuti dengan Jawa Barat, 9.494 orang, Banten 4.267 orang dan DKI Jakarta 2.821 orang.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tsunami PHK, Bank Raksasa Bakal Kurangi 2.000 Pekerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular