
Bapanas Laporkan 4 Skenario Beras Satu Harga ke Menko Zulhas

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mematangkan rencana penyederhanaan harga beras nasional dengan menghapus klasifikasi premium dan medium. Dalam prosesnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyiapkan sedikitnya empat skenario sebagai alternatif penyeragaman harga.
"Saya mengusulkan beberapa alternatif sesuai masukan dari kementerian/lembaga dan juga dari pelaku usaha, alternatif 1, 2, 3, 4," ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Adapun seluruh opsi tersebut, katanya, sudah diserahkan kepada Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan. Menurut Arief, karena menyangkut komoditas sensitif seperti beras, proses pengambilan keputusan tetap memerlukan pertimbangan matang di tingkat atas.
"Pak Menko mungkin perlu mendalami sebentar, mungkin juga ada yang perlu didiskusikan karena kalau beras biasanya kan sangat sensitif. Mungkin beliau juga akan lapor ke Pak Presiden. Tapi kalau hitungan saya sudah selesai," ungkapnya.
Arief menjelaskan, dari masing-masing skenario yang ia sampaikan, itu bisa saling dikombinasikan untuk mencari formula terbaik yang adil bagi masyarakat dan pelaku usaha.
"Karena kalau harga terlalu tinggi ya kasihan masyarakatnya, kalau harga terlalu rendah kasihan penggiling padinya. Nanti nggak ada yang giling padi," jelas Arief.
Sebelumnya, pemerintah sudah memutuskan untuk menyederhanakan skema Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Sistem dua kategori yang sebelumnya ditetapkan beras medium dan premium, akan dihapus dan diganti dengan satu jenis harga, yaitu harga batas atas.
"Kemarin kan ada (harga eceran tertinggi) HET medium, HET premium. Tadi Pak Menko sudah putuskan, nanti maksimum berapa," ujar Arief saat ditemui di tempat yang sama, Jumat (25/7/2025) lalu.
Dengan keputusan tersebut, Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) yang mengatur HET akan direvisi. Perubahan ini diharapkan membuat harga beras nasional lebih transparan dan lebih terjangkau.
Menurut Arief, penyatuan kategori HET juga dapat berdampak pada penurunan harga beras, karena label premium-medium yang selama ini membingungkan konsumen akan dihapus. Sebagai gantinya, pemerintah akan memperketat kontrol kualitas.
"Kadar air kan 14% semua sama, mau premium atau medium sama. Cuma broken-nya saja. Ini akan dirapatin dulu," jelasnya, merujuk pada patahan butir beras yang segera akan ditetapkan batas maksimalnya.
Meski belum merinci batas nilai kualitas secara pasti, Arief memastikan mutu tetap jadi prioritas. Ke depan, konsumen akan memilih berdasarkan merek dagang dan pengalaman terhadap kualitas, bukan lagi dari label kategori.
"Kualitasnya harus bagus lah. Nanti kan kalau brand itu berarti orang akan preferensi brand. Itu ya berdasarkan dia sudah pengalaman beli beras apa," tutur dia.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mendadak Badan Pangan Ingatkan Harga Beras Harus Segera Dijinakkan
