Bakal Nambah Impor Minyak dari AS, Sesuai Spek Kilang RI?

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
29 July 2025 14:35
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani saat menyampaikan konferensi pers Capaian Realisasi Investasi Triwulan II dan Semester I Tahun 2025. (Tangkapan Layar Youtube/ Kementerian Investasi dan Hilirisasi - BKPM)
Foto: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani saat menyampaikan konferensi pers Capaian Realisasi Investasi Triwulan II dan Semester I Tahun 2025. (Tangkapan Layar Youtube/ Kementerian Investasi dan Hilirisasi - BKPM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia akan memperbesar kuota impor minyak mentah, Bahan Bakar Minyak (BBM) serta Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari Amerika Serikat (AS). Hal ini bagian dari kesepakatan tarif impor perdagangan resiprokal antara AS dan RI.

Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Rosan P Roeslani menyampaikan, bahwa salah satu di dalam kesepakatan dengan AS adalah Indonesia akan melakukan impor minyak mentah. Namun, yang mesti dipastikan adalah, apakah minyak mentah AS sesuai dengan kilang minyak yang ada di Indonesia.

"Yang tentunya kan itu perlu ada refinery. Nah refinery itu harus sesuai dengan karakteristik dari setiap crude oil yang di impor kalau dari Amerika Serikat, investasinya juga kita sesuaikan, refinery nya juga dari karakteristik crude oil dari negara tersebut," ungkap Rosan di Kantor BKPM, Selasa (29/7/2025).

Yang jelas, kata Rosan, impor minyak mentah dari AS akan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Di mana, Indonesia sebelumnya mengimpor minyak tersebut dari Negara-negara timur tengah seperti Arab Saudi hingga Nigeria.

"Sekarang kita mungkin porsinya kita lebih banyakan mengambil importnya ini, crude oil ke negara US atau Amerika Serikat," tegas Rosan.

Untuk memenuhi standar kilang untuk minyak dari AS itu, pihaknya juga sedang menjajaki peluang kerjasama pembangunan Kilang BBM Modular. Penjajakan itu sedang dalam proses. "Ya memang. Tentunya kita akan lihat dari segi paling terutama itu efisiensinya. Untuk lebih dekat, dengan tidak hanya demandnya tapi sources-nya," terang Rosan.

Sebagaimana diketahui, Kementerian ESDM baru saja menyerahkan pra study hilirisasi ke Danantara, diantaranya adalah pembangunan kilang dan tangki penyimpanan minyak (oil storage) di berbagai wilayah. Tercatat, ada sebanyak 18 proyek kilang dan tangki minyak yang akan berdiri dari Aceh hingga Papua. Mengacu datq Kementerian ESDM, proyek ini masuk dalam daftar prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional dengan investasi mencapai Rp 232 triliun.

"Nah (AS), itu kita masih coba diskusikan awal bersama-sama dengan ESDM juga, lokasi-lokasinya, karena kembali lagi, ini kan Small Modular. Nah, ini juga dikaji, dan kami dari Danantara, ya kita akan nanti mengkaji juga, gitu,"

Rosan menyatakan, ikhwal kerjasama itu baru masuk kesepakatan awal. Sedangkan proses negosiasinya terus berlangsung. "Kita tentunya ikut dalam proses itu untuk memastikan supaya juga berjalan dengan kriteria yang ada, misalnya contohnya di Danantara," ungkap Rosan.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesan Prabowo ke Rosan Soal Struktur Danantara: Tak Boleh Ada Titipan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular