RI Sudah Kuasai 63% Total Produksi Nikel Dunia

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Senin, 28/07/2025 15:30 WIB
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengungkapkan bahwa Indonesia kini menguasai pasar nikel dunia. Bukan tanpa sebab, APNI mencatat produksi nikel dunia dari Indonesia mendominasi hingga 63%.

Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan, bahkan sejak tahun 2022 Indonesia sudah memasok hingga 50% produksi nikel dunia dan jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. Hingga saat ini Indonesia memasok nikel dunia hingga 63%.

"Secara keseluruhan Indonesia sudah menguasai 63% dari total produksi dunia," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Senin (28/7/2025).


Namun, tingginya produksi nikel di Indonesia, lanjut Meidy, berdampak pada berlebihnya pasokan nikel dunia. Pasokan ini lebih banyak dibandingkan dengan permintaan pasar.

Dalam catatannya, sejak tahun 2022 lalu, Indonesia menyumbang kelebihan pasokan nikel dunia sebesar 50%, lalu 31% pada 2023, dan 16% pada 2024.

"Dan tahun 2022 kita sudah overpass 50% dari total produksi dunia ada di Indonesia, itu di tahun 2022. Bahkan di 2023 pun kita masih over 31%, year on year, ya, untuk nikel produksi Indonesia. Tahun kemarin 2024 kita over lagi 16%, untuk produksi global dunia," paparnya.

Kelebihan pasokan tersebut, membuat harga nikel dunia anjlok, terutama pada 2023-2024. Salah satu 'aktor' utama dari turunnya harga nikel dunia, kata Meidy, karena produksi berlebih dari Indonesia.

"Kenapa harga semakin menurun? Salah satunya penyebabnya juga dari Indonesia. Ya, karena tadi, di tahun 2023 sampai 2024, kelebihan total produksi dunia itu ada 500 ribu dibandingkan dengan demand dunia. Disumbang dari mana? Dari Indonesia. Itu mempengaruhi harga," imbuhnya.

Meski harga nikel dunia turun tapi industri nikel di Tanah Air masih bisa hidup dan bertahan karena industri nikel di Indonesia masih berbiaya rendah. Hal ini ditunjang oleh pertambangan nikel yang masih di atas lahan terbuka, belum sampai tambang bawah tanah yang memakan biaya tinggi dan lebih rumit.

"Tapi kesuksesan luar biasa untuk nikel downstream (nikel di Indonesia) itu terlalu instan mungkin, ya. Kalau kita bandingkan, saya sudah berkunjung ke beberapa tambang nikel di beberapa negara lain ya, seperti di Rusia, yang underground, kemudian di Kanada juga, di Sudbury, kemudian di Brasil," katanya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Pangkas Produksi Nikel, Tata Kelola Tambang Jadi Sorotan