Internasional

Geger Kuil Kung Fu Shaolin Kena Skandal 'Biksu CEO', Duit-Perempuan

sef, CNBC Indonesia
28 July 2025 16:40
Ilustrasi Biksu Budha. Pixabay/truthseeker08
Foto: Ilustrasi Biksu Budha (Pixabay/truthseeker08)

Jakarta, CNBC Indonesia - China sedang melakukan investigasi besar-besaran di sebuah kuil shaolin, tempat kung fu lahir. Hal ini terkait dugaan penggelapan dan pelanggaranyang dilakukan Kepala Biara Shi Yongxin, yang dikenal sebagai "biksu CEO".

Shi Yongxin sendiri dikenal telah mendirikan puluhan perusahaan di luar negeri. Namun, kini ia diduga menggelapkan dana proyek dan aset kuil.

Pernyataan diberikan pihak Kuil Shaolin dalam sebuah pernyataan di WeChat, Minggu waktu setempat. Dikatakan bahwa Shi telah "melanggar ajaran Buddha secara serius", termasuk dengan diduga terlibat dalam "hubungan yang tidak pantas" dengan banyak perempuan.

"Beberapa departemen sedang melakukan penyelidikan bersama," kata pihak kuil dikutip AFP, Senin (28/7/2025).

Biksu Shi Yongxin. (Dok. Yan Fan Foundation/SHAOLIN TEMPLE LOS ANGELES)Foto: Biksu Shi Yongxin. (Dok. Yan Fan Foundation/SHAOLIN TEMPLE LOS ANGELES)

Shi sebelumnya telah dituduh oleh para mantan biksu karena menggelapkan uang dari sebuah perusahaan yang dikelola kuil, memelihara armada mobil mewah, dan memiliki anak dengan banyak perempuan. Di China, pemerintah memiliki wewenang atas penunjukan pemimpin agama dan perilaku "tidak pantas", dan bisa sewaktu-waktu memecatnya.

Kejadian ini juga membuat viral di media sosial China, Wibo. Sebuah tagar muncul terkait skandal itu yang sudah dilihat lebih dari 560 juta kali di platform tersebut.

Sebenarnya, Shi (59) menghadapi tuduhan serupa pada tahun 2015. Namun kala itu, kuil shaolin menyebutnya "fitnah keji".

Shi, 59 tahun, menjabat sebagai kepala biara pada tahun 1999 dan dalam beberapa dekade berikutnya memperluas studi Shaolin dan pengetahuan budaya ke luar negeri. Ia membantu kuil, yang berdiri sejak 495 M dan dikenal sebagai tempat kelahiran Buddhisme Zen dan kung fu China, mendirikan puluhan perusahaan tetapi mendapat kecaman karena mengomersialkan Buddhisme.

Shi pertama kali terpilih sebagai wakil ketua Asosiasi Buddha China pada tahun 2002. Ia telah menjabat sebagai perwakilan di Kongres Rakyat Nasional, badan legislatif tertinggi negara tersebut.

"Tindakan Shi Yongxin sangat buruk, sangat merusak reputasi komunitas Buddha, dan merusak citra para biksu," respons Asosiasi Buddha China yang diawasi oleh Partai Komunis yang berkuasa, mengatakan pada Senin, seraya menyebut akan membatalkan sertifikat penahbisan Shi.

"Dengan tegas mendukung keputusan untuk menangani Shi Yongxin sesuai dengan hukum," tambahnya.

 


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Petaka Hantam China, Bandara Lumpuh-Ratusan Penerbangan Batal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular