
Lebih Rendah dari RI! Trump-UE Akhirnya Deal Tarif 15%

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan kerangka perdagangan dengan Uni Eropa (UE) dengan mengenakan tarif impor 15% pada sebagian besar barang Benua Biru. Kesepakatan ini diteken Minggu (27/7/2025).
Keputusan ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bertemu di Skotlandia selama 1 jam. Rencana ini akan mencakup investasi UE di AS yang mencapai US$600 miliar (Rp 9.750 triliun) serta peningkatan pembelian senjata dan energi dari Negeri Paman Sam.
"Saya pikir ini adalah kesepakatan terbesar yang pernah dibuat. Kami sepakat bahwa tarif, untuk mobil dan segala sesuatu yang lain akan menjadi tarif langsung 15%," kata Trump kepada wartawan dikutip Reuters.
Von der Leyen, yang menggambarkan Trump sebagai negosiator yang tangguh, mengatakan tarif 15% berlaku "secara menyeluruh". Ia juga mengklaim kepada wartawan bahwa itu adalah 'yang terbaik yang bisa kami dapatkan'.
"Kami memiliki kesepakatan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, dan itu adalah kesepakatan besar. Ini adalah kesepakatan yang sangat besar. Ini akan membawa stabilitas. Ini akan membawa prediktabilitas," katanya.
Secara komoditas, hampir seluruh barang dikenakan bea masuk 15% kecuali baja dan aluminium. Von der Leyen mengatakan tarif tersebut juga berlaku untuk semikonduktor dan farmasi, dan tidak akan ada tarif dari kedua belah pihak untuk pesawat terbang dan suku cadang pesawat, bahan kimia tertentu, obat generik tertentu, peralatan semikonduktor, beberapa produk pertanian, sumber daya alam, dan bahan baku penting.
"Kami akan terus berupaya untuk menambahkan lebih banyak produk ke daftar ini," ucapnya.
Kesepakatan ini akan dianggap sebagai kemenangan bagi Trump, yang berusaha menata kembali ekonomi global dan mengurangi defisit perdagangan AS selama puluhan tahu. Sebelumnya, Trump telah mencapai kesepakatan kerangka kerja serupa dengan Inggris, Jepang, Indonesia, dan Vietnam, meskipun pemerintahannya belum mencapai tujuannya yaitu "90 kesepakatan dalam 90 hari."
Pada 12 Juli, Trump mengancam akan menerapkan tarif 30% untuk impor dari UE mulai 1 Agustus, setelah berminggu-minggu negosiasi dengan mitra dagang utama AS gagal mencapai kesepakatan perdagangan yang komprehensif.
Di sisi lain, Brussels telah menyiapkan bea masuk balasan senilai 93 miliar Euro (Rp 1.627,5 triliun) atau US$109 miliar (Rp 1.771,25 triliun) untuk barang-barang AS jika tidak ada kesepakatan.
Dengan adanya kesepatan ini, Kanselir Jerman Friedrich Merz menyambut baik kesepakatan itu, mengatakan bahwa itu mencegah konflik perdagangan yang akan memukul keras ekonomi Jerman yang berorientasi ekspor dan sektor otomotifnya yang besar. Diketahui, produsen mobil Jerman, VW, Mercedes, dan BMW adalah beberapa yang paling terpukul oleh tarif AS 27,5% untuk ekspor mobil dan suku cadang yang sekarang berlaku.
"Dengan demikian, kami telah berhasil mempertahankan kepentingan fundamental kami, meskipun saya menginginkan lebih banyak keringanan dalam perdagangan transatlantik," ujarnya dalam sebuah pernyataan yang dirilis segera setelah kesepakatan tersebut diumumkan.
Namun Bernd Lange, politikus Sosial Demokrat Jerman yang mengepalai komite perdagangan Parlemen Eropa, mengatakan tarif itu tidak seimbang dan investasi besar UE yang dialokasikan untuk AS kemungkinan akan merugikan blok itu sendiri.
"Ini adalah kesepakatan yang bias. Jelas, konsesi yang telah dibuat sulit untuk diterima," kata Lange dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kena Sengatan Tarif Trump, Pelaku Usaha Wajib Lakukan Hal Ini
