Lembaga Nuklir PBB Bongkar Negara yang Bisa Produksi 'Nuklir' Sendiri

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Minggu, 27/07/2025 13:40 WIB
Foto: Pengunjung melihat model bom udara termonuklir Soviet AN-602 yang juga dikenal sebagai Bom Tsar, senjata nuklir terkuat yang pernah dibuat dan diuji, saat mereka mengunjungi paviliun Atom, pusat pameran permanen yang dirancang untuk menunjukkan pencapaian utama Rusia di masa lalu dan masa kini dalam industri tenaga nuklir, di Pusat Pameran Seluruh Rusia (VDNH) di Moskow pada tanggal 4 November 2023. (AFP/TATYANA MAKEYEVA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga nuklir PBB yakni International Atomic Energy Agency (IAEA) memberikan pernyataan terkait senjata nuklir. Pimpinan tertinggi lembaga itu Rafael Grossi mengatakan bahwa negara Jerman dapat mengembangkan senjata nuklirnya sendiri, jika raksasa Eropa itu memilih untuk melakukannya.

Pernyataan itu diungkapkan Grossi saat wawancara dengan media Polandia, Reczpospolita. Grossi mengatakan bahwa Berlin memiliki semuanya. Bukan hanya bahan nuklir, ilmu pengetahuan dan akses teknologi yang diperlukan.

"Jerman dapat membangun bom nuklir dalam beberapa bulan. Ini hanyalah asumsi hipotetis belaka," ujarnya dalam wawancara yang juga dikutip Russia Today itu, dikutip Minggu (27/7/2025).


Meskipun kepala IAEA menekankan perlunya dialog internasional mengenai keamanan nuklir dan pentingnya menegakkan komitmen non-proliferasi, pernyataannya muncul menyusul serangan udara Amerika Serikat (AS) dan Israel baru-baru ini terhadap fasilitas nuklir Iran. Serangan tersebut dilakukan dengan dalih mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir. Padahal, argumentasi ini telah dibantah oleh IAEA maupun intelijen AS.

Setelah serangan udara tersebut, Iran menangguhkan kerja sama dengan IAEA dan mengusir para inspekturnya. Presiden Masoud Pezeshkian mengkritik badan tersebut karena tidak mengutuk serangan tersebut, bahkan menuduh badan tersebut bias.

Pernyataan Grossi juga muncul di tengah dorongan militerisasi yang lebih luas di antara anggota NATO Eropa. Jerman didesak untuk mendapatkan akses ke persenjataan nuklir Inggris atau Prancis atau bergabung dengan sistem pencegah Eropa yang lebih luas, dengan alasan bahwa ketergantungan pada senjata AS tidak lagi memadai.

Di sisi lain, Rusia telah berulang kali membantah bahwa hal itu menimbulkan ancaman bagi anggota NATO Eropa. Moskow menuduh para pejabat Barat menggunakan rasa takut untuk membenarkan peningkatan anggaran, serta penurunan standar hidup warga negara mereka.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Unjuk Gigi Dalam High-Level Political Forum 2025