
Stok Beras di Ritel Ini Kosong, Efek Polisi Geledah Beras Oplosan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Beras premium di beberapa minimarket di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan tampak kosong dan langka. Di bagian rak atau etalase beras tak nampak alias kosong.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di beberapa minimarket di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan pada Jumat (25/7/2025) tampak beras yang terpampang tidak ada. Dari lima gerai minimarket yang disambangi CNBC Indonesia, hanya satu yang masih menjual beras premium. Itu pun juga terbilang sedikit.
Penjaga kasir di beberapa minimarket pun mengungkapkan penyebab beras premium kosong. Adapun penyebabnya yakni kemasan beras sudah ditarik dari peredaran mulai kemarin hingga hari ini.
"Beras kosong karena lagi ditarik dari peredaran, mulai dari kemarin sih," kata Surni, penjaga kasir Indomaret di kawasan Tanjung Barat saat ditemui wartawan CNBC Indonesia, Jumat (25/7/2025).
![]() Stok beras premium di beberapa gerai ritel modern di kawasan Jakarta Selatan tampak kosong setelah adanya penindakan kasus beras oplosan baru-baru ini. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata) |
Kasir tersebut mengungkapkan pihak manajemen meminta untuk menarik beras premium karena adanya temuan terkait beras oplosan.
"Iya, sejak ada informasi terkait beras oplosan, manajemen minta kami untuk menarik beras premium di etalase," tambah Surni.
Sementara itu, Ahmad, penjaga kasir di salah satu Alfamart di kawasan tersebut mengatakan beras memang kosong di etalase, tetapi sejatinya masih ada di gudang. Namun dari pihak manajemen meminta untuk tidak memampang beras tersebut.
"Iya beras kosong, tapi di gudang sih masih ada sebenarnya, cuma manajemen minta kami tidak dikeluarkan dan dijual dulu," kata Ahmad.
Adapun alasannya untuk evaluasi dari pihak manajemen.
"Alasannya sih mau di evaluasi dulu ya. Tapi mungkin juga akibat informasi beras oplosan," ujar Ahmad.
Sebelumnya, Satgas Pangan bersama Polri menemukan beras oplosan pada akhir Juni lalu. Kasus beras oplosan ini membuat harga beras mengalami kenaikan. Dari temuan tersebut, potensi kerugian yang dialami oleh konsumen atau masyarakat mencapai Rp 99 triliun per tahun. Adapun rinciannya yakni kerugian beras premium sebesar Rp 34,21 triliun, dan beras medium sebesar Rp 65,14 triliun.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stok Beras RI Tertinggi 57 Tahun, Harganya Aman Nggak?
