
Perang Thailand-Kamboja Meletus, Warga Surin Panik Ngungsi ke Sekolah
Konflik senjata di perbatasan Thailand-Kamboja tewaskan 13 warga, ratusan orang mengungsi ke tempat aman di Surin usai baku tembak dan serangan udara.

Ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja berubah menjadi konflik bersenjata, memaksa ratusan warga mengungsi ke universitas dan sekolah yang dijadikan tempat perlindungan darurat di Provinsi Surin, Thailand, pada Kamis (24/7/2025). (REUTERS/Pansira Kaewplung)

Insiden yang jarang terjadi ini dipicu oleh bentrokan senjata di wilayah perbatasan yang telah lama disengketakan kedua negara Asia Tenggara tersebut. Tembakan artileri dari kedua belah pihak menewaskan sedikitnya 13 warga sipil, mendorong Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk membalas dengan serangan udara ke sejumlah target di wilayah Kamboja. (REUTERS/Prajoub Sukprom)

Bentrok dimulai pada pagi hari dengan tembakan senjata ringan, namun dengan cepat meningkat menjadi baku tembak hebat di setidaknya enam lokasi di sepanjang 209 kilometer perbatasan. Masing-masing pihak saling menyalahkan atas pecahnya kekerasan ini. (REUTERS/Prajoub Sukprom)

“Saya meninggalkan rumah setelah mendengar suara tembakan dan ledakan keras. Kami juga terkejut. Tak seorang pun menginginkan ini terjadi,” ujar Ngerntra Pranoram (53), salah satu warga yang kini mengungsi di sebuah penampungan di Distrik Prasat, Provinsi Surin, bersama ibunya yang berusia 86 tahun. “Saya turut merasakan apa yang dirasakan para lansia dan penyandang disabilitas.” (REUTERS/Prajoub Sukprom)

Perbatasan antara Thailand dan Kamboja telah menjadi sumber ketegangan selama lebih dari satu abad, terutama di wilayah yang status kedaulatannya masih dipersengketakan. Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai apakah akan dilakukan gencatan senjata atau upaya diplomatik dari kedua negara. (REUTERS/Pansira Kaewplung)