Teknis Kesepakatan Dagang RI-AS Masih Dibahas, Begini Penjelasannya!

Jakarta, CNBC Indonesia-Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) masih akan melanjutkan pembahasan teknis mengenai teknis perdagangan antar kedua negara. Joint statement yang sebelumnya diumumkan oleh Gedung Putih hanya merupakan intisari dari komitmen Presiden AS Donald Trump dan Presiden Prabowo Subianto.
Demikianlah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (24/7/2025)
"Joint statement adalah kesepakatan yang telah dibahas dan AS menunjukkan point penting dalam komitmen politik yang menjadi dasar perjanjian perdagangan nanti. Tentu akan ada pembahasan lanjutan yang menyangkut kedua negara," terang Airlangga.
Pembahasan lanjutan, kata Airlangga bersifat teknis karena masih ada beberapa kepentingan yang dijanjikan dan perlu untuk ditindaklanjuti sehingga bisa menjadi landasan hukum dalam perdagangan kedua negara. Termasuk rincian atas tarif impor yang disampaikan sebesar 19%.
Beberapa komoditas sumber daya alam (SDA) yang tidak diproduksi di AS bisa lebih rendah dari 19%. Antara lain kelapa sawit, kopi, kakao, produk agro dan juga produk mineral lainnya termasuk juga komponen pesawat terbang dan juga komponen daripada produk industri di kawasan industri tertentu seperti di free trade zone.
"Jadi itu sedang dalam pembahasan dan itu dimungkinkan lebih dari 19% lebih rendah dari 19% dan dimungkinkan mendekati 0%. Seperti kita tahu bersama bahwa Amerika juga melihat bahwa Eropa memberikan kita CPO 0% dalam EU CEPA jadi beberapa itu menjadi juga menjadi benchmark," ujar Airlangga.
Format turunan dari kesepakatan akan diputuskan sehingga bisa dijalankan secara hukum. Hal ini dikarenakan beberapa komoditas ada yang bersifat antar pemerintah (government to government) dan antar pengusaha (business to business).
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terbaru! Perkembangan Negosiasi Dagang AS-RI, Airlangga Buka-bukaan