Internasional

China Respons Perang Baru Thailand-Kamboja, Beri Warning Ini

luc, CNBC Indonesia
24 July 2025 14:30
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet berbicara selama kunjungan di pangkalan militer, menyusul bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja pada 28 Mei 2025, di provinsi Preah Vihear, Kamboja, 23 Juni 2025. (Agence Kampuchea Press/Handout via REUTERS)
Foto: Perdana Menteri Kamboja Hun Manet berbicara selama kunjungan di pangkalan militer, menyusul bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja pada 28 Mei 2025, di provinsi Preah Vihear, Kamboja, 23 Juni 2025. (via REUTERS/Agence Kampuchea Press)

Jakarta, CNBC Indonesia - China merespons ketegangan terbaru antara Thailand dan Kamboja yang pecah menjadi konflik bersenjata di perbatasan, Kamis (24/5/2027).

China menyatakan bahwa pihaknya merasa "sangat prihatin" atas bentrokan mematikan antara Kamboja dan Thailand, yang menandai eskalasi serius dari sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama antara kedua negara bertetangga tersebut.

"Kami sangat prihatin atas perkembangan situasi saat ini dan berharap kedua pihak dapat menyelesaikan permasalahan secara tepat melalui dialog dan konsultasi," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun.

"Bertetangga secara baik dan menangani perbedaan dengan tepat sejalan dengan kepentingan mendasar dan jangka panjang kedua belah pihak," tambahnya.

China juga mengimbau warganya yang berada di Kamboja untuk menghindari wilayah dekat perbatasan dengan Thailand, menyusul baku tembak antara militer kedua negara yang memanas akibat sengketa perbatasan.

"Kedutaan Besar China di Kamboja menyarankan warga negara China... untuk memantau secara cermat situasi keamanan setempat, tetap waspada, meningkatkan kewaspadaan, dan memastikan keselamatan pribadi mereka," demikian isi pernyataan resmi yang dipublikasikan secara daring oleh Kedutaan, dilansir AFP.

Adapun Thailand melancarkan serangan udara terhadap target-target militer Kamboja setelah pasukan Kamboja menembakkan roket dan artileri yang menewaskan dua warga sipil.

Enam jet tempur F-16 dikerahkan dari Provinsi Ubon Ratchathani, dan menargetkan dua lokasi militer Kamboja di darat, menurut juru bicara deputi militer Thailand, Ritcha Suksuwanon.

Militer Thailand menyalahkan pasukan Kamboja atas tembakan pertama, dan menuduh mereka melakukan "serangan yang menyasar warga sipil", dengan menyebut bahwa dua roket BM-21 menghantam permukiman di Distrik Kap Choeng, Surin, dan melukai tiga orang.

Menurut militer Thailand, bentrokan bermula sekitar pukul 07.35 pagi waktu setempat ketika satuan yang menjaga Candi Ta Muen mendengar suara drone Kamboja di atas wilayah mereka.

Beberapa saat kemudian, enam tentara Kamboja bersenjata - termasuk satu orang membawa granat berpeluncur roket (RPG) - mendekati pagar kawat berduri di depan pos Thailand.

Pasukan Thailand sempat meneriakkan peringatan, namun sekitar pukul 08.20 pagi, pasukan Kamboja melepaskan tembakan ke arah timur candi, sekitar 200 meter dari pos Thailand.

Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan bahwa "situasi ini memerlukan penanganan hati-hati, dan kami harus bertindak sesuai dengan hukum internasional."

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kedaulatan kami," tegasnya.

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menyatakan militer Thailand telah melanggar integritas teritorial Kerajaan Kamboja dengan melancarkan serangan

"Sebagai tanggapan, angkatan bersenjata Kamboja menjalankan hak sah untuk membela diri, sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional, untuk menghalau pelanggaran oleh Thailand dan melindungi kedaulatan serta integritas wilayah Kamboja," lanjut pernyataan tersebut.

Sutthirot Charoenthanasak, kepala distrik Kabcheing di Provinsi Surin, Thailand, mengatakan kepada Reuters peluru artileri menghujani rumah warga.

"Dua orang telah tewas," imbuhnya, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang telah mengevakuasi sekitar 40.000 warga dari 86 desa di sekitar perbatasan ke lokasi yang lebih aman.

Adapun kedua negara tengah terlibat perselisihan sengit terkait wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud (Emerald Triangle) - kawasan di mana perbatasan Thailand, Kamboja, dan Laos bertemu - dan menjadi lokasi beberapa candi kuno.

Perselisihan ini telah berlangsung selama beberapa dekade dan sempat meletus menjadi bentrokan berdarah lebih dari 15 tahun lalu. Ketegangan kembali mencuat pada Mei lalu, saat seorang prajurit Kamboja tewas dalam kontak tembak.

Bentrokan bersenjata kali ini merupakan puncak dari krisis diplomatik yang telah memanas sejak Mei lalu, ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam kontak senjata singkat. Insiden tersebut memicu kemarahan publik dan meningkatkan ketegangan politik di kedua negara.

Puncaknya terjadi Rabu malam, ketika Thailand secara resmi menarik pulang duta besarnya dari Phnom Penh dan mengumumkan pengusiran duta besar Kamboja dari Bangkok.

Langkah diplomatik ini diambil setelah dua prajurit Thailand kehilangan anggota tubuh akibat ranjau darat dalam waktu kurang dari seminggu di wilayah sengketa tersebut.

Thailand menuduh bahwa ranjau-ranjau tersebut ditanam baru-baru ini oleh pihak Kamboja-sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh Phnom Penh.

Pemerintah Kamboja menyatakan bahwa para tentara Thailand telah keluar dari jalur yang telah disepakati dan secara tidak sengaja memicu ranjau peninggalan perang sipil puluhan tahun lalu.

Menurut organisasi-organisasi yang bergerak di bidang pembersihan ranjau (de-mining), Kamboja memang masih menyimpan jutaan ranjau aktif sisa dari konflik internal yang berkecamuk selama beberapa dekade. Namun, Thailand bersikeras bahwa ranjau-ranjau tersebut baru ditanam dalam beberapa waktu terakhir sebagai bentuk provokasi.

Perselisihan batas wilayah antara kedua negara telah berlangsung selama lebih dari satu abad, dengan berbagai titik perbatasan sepanjang 817 kilometer yang belum sepenuhnya disepakati. Konflik ini telah memicu serangkaian bentrokan berdarah selama bertahun-tahun, termasuk insiden besar pada 2011 yang berlangsung selama sepekan dan melibatkan tembakan artileri berat dari kedua belah pihak.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kronologi Perang Thailand-Kamboja: Jet Tempur Dikerahkan, Warga Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular