Hashim Ucapkan Terima Kasih, Sasakawa Bantu Bebaskan Selebgram Arnold

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
23 July 2025 15:03
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo menyampaikan paparan dalam DBS Asian Insights Conference di Jakarta, Rabu (21/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Hashim S. Djojohadikusumo. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Arsari Group Hashim S. Djojohadikusumo menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang tulus kepada Ketua Sasakawa Peace Foundation Yohei Sasakawa atas bantuan yang sangat berarti dalam proses pembebasan Arnold Putra, Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditahan di Myanmar.



"Melalui perkenalan yang saya fasilitasi antara Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Bapak Sjafrie Sjamsoeddin, dengan Bapak Sasakawa, yang memiliki hubungan dekat dengan pimpinan militer Myanmar, terbuka jalan untuk penyelesaian kasus ini secara damai dan bermartabat," ujar Hashim dalam pernyataan pers yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (23/7/2025).

Atas permintaan langsung dari Sjafrie, Hashim mengungkapkan Sasakawa berkenan melakukan pendekatan diplomatik. Sasakawa segera terbang ke Yangon dan mengadakan pertemuan dengan pihak militer Myanmar. Dalam pertemuan tersebut, disepakati keputusan penting untuk membebaskan Arnold.

"Bangsa Indonesia berterima kasih kepada Yohei Sasakawa, seorang tokoh nasional dan filantropis Jepang yang telah menunjukkan empati dan solidaritas lintas negara. Semoga kerja sama ini menjadi landasan yang lebih kuat bagi hubungan kemanusiaan dan diplomasi di kawasan Asia," kata Hashim.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan menyampaikan bahwa upaya diplomasi pertahanan untuk bantuan kemanusiaan yang dijalankan bersama mitra strategis berhasil membebaskan Arnold dari penahanan otoritas Myanmar. Arnold kembali ke Indonesia dan tiba di tanah air, Senin (21/7/2025).

Arnold, seorang WNI yang dikenal sebagai selebgram, telah ditahan oleh otoritas Myanmar sejak 20 Desember 2024. Arnold dituduh memasuki wilayah Myanmar secara ilegal melalui perbatasan Thailand dan melakukan interaksi dengan kelompok bersenjata yang dikategorikan sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah militer Myanmar, seperti People's Defense Force (PDF) dan Karen National Liberation Army (KNLA).

Atas tuduhan tersebut, Arnold dijerat dengan pelanggaran Undang-Undang Imigrasi 1947, Undang-Undang Anti-Terorisme, serta Undang-Undang Perkumpulan Terlarang Pasal 17(2), dan divonis tujuh tahun penjara di Insein Prison, Yangon.

Kemhan mendapatkan informasi terkait status penahanan Arnold pada 4 Juli 2025. Merespons hal tersebut, Kemhan segera mengambil langkah proaktif melalui pendekatan diplomasi pertahanan untuk bantuan kemanusiaan.

"Upaya tersebut dilaksanakan Kemhan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Bapak Hashim Djojohadikusumo dan Sasakawa Peace Foundation (SPF), yang secara intensif membangun komunikasi dengan pemerintah Myanmar sehingga dapat dibebaskan dan dipulangkan ke tanah air yang disambut pihak Kemlu," tulis Kemhan.

Dukungan dari Sasakawa Peace Foundation merupakan bentuk dari kerja sama Kemhan dengan SPF Jepang yang memang telah terjalin sejak tahun 2023 melalui program Military Personnel Exchange, sebuah inisiatif pertukaran personel militer yang bertujuan memperkuat hubungan pertahanan antarnegara. Melalui jalur diplomatik dan dialog intensif, proses mediasi pun dilakukan Kemhan hingga akhirnya Pemerintah Myanmar menyetujui pembebasan Arnold.

"Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Myanmar, Bapak Hashim Djojohadikusumo, serta Sasakawa Peace Foundation melalui Mr. Yohei Sasakawa dan Mr. Atsushi Sunami atas dukungan dan peran aktif dalam proses penyelesaian kasus Arnold Putra. Ucapan terima kasih dan penghargaan juga disampaikan kepada kepada seluruh pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung, atas kontribusinya dalam proses pembebasan tersebut," tulis Kemhan.

"Kepada Arnold Putra, disampaikan imbauan untuk senantiasa bersikap lebih berhati-hati dan bijak saat berada di negara lain, khususnya yang tengah menghadapi situasi konflik internal. Diharapkan agar pengalaman ini menjadi pelajaran berharga dan tidak terulang kembali di masa yang akan datang."


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hashim Bocorkan Rusia Tawarkan Proposal Pembangunan 'Nuklir'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular