
Presiden ADB Buka-bukaan Kunci Selamat di Tengah Gonjang-ganjing Dunia

Lombok Tengah, CNBC Indonesia - Presiden Asian Development Bank (ADB) Masato Kanda mengatakan perlu sejumlah pendekatan khusus bagi negara untuk merespons ketidakpastian global yang makin meningkat.
Menurutnya, tantangan besar ini seharusnya tidak menjadi penghalang, melainkan peluang untuk memperbaiki sistem dan membangun ketahanan baru.
"Saat ini dunia penuh dengan ketidakpastian. Namun saya percaya bahwa kita bisa dan harus mengubah tantangan ini menjadi peluang besar untuk memperbaiki diri," ujarnya saat mengunjungi sejumlah proyek yang didanai ADB di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (21/7/2025).
Menurut Kanda, ada tiga pendekatan utama yang harus dilakukan negara-negara berkembang untuk mengurangi kerentanan terhadap tekanan eksternal.
Pertama, memodernisasi dan mendiversifikasi ekonomi domestik. Menurutnya, negara-negara perlu membangun struktur industri yang lebih beragam dan kompetitif.
Ini termasuk perluasan basis industri dalam negeri, peningkatan nilai tambah, serta mengembangkan sektor-sektor yang mampu menembus pasar internasional.
Kedua, diversifikasi mitra dagang dan rantai pasok global. Ketergantungan terhadap satu atau dua mitra dagang utama membuat suatu negara rentan terhadap gejolak geopolitik. Oleh karena itu, perluasan jaringan perdagangan dan relokasi rantai pasok menjadi sangat penting.
Ketiga, menjaga stabilitas makroekonomi. Keseimbangan antara kebijakan fiskal dan moneter dinilai esensial untuk menjaga kredibilitas ekonomi nasional. Kanda menekankan pentingnya disiplin anggaran serta kebijakan moneter yang stabil untuk menahan dampak eksternal.
Selain itu, ia kembali menekankan pentingnya peningkatan konektivitas dan kerja sama regional. "Tidak hanya di ASEAN, tetapi juga berbagai inisiatif lainnya di kawasan, ADB sangat siap untuk mendukung," katanya.
Integrasi Kawasan
Dia pun menyampaikan komitmennya untuk membantu negara-negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia dan ASEAN, dalam menghadapi ketidakpastian global melalui pendekatan yang komprehensif.
"Pengembangan sektor swasta adalah prioritas utama saya. Namun, ini juga harus dibarengi dengan aksi iklim, digitalisasi, integrasi kawasan, dan pemberdayaan wilayah," ujar Kanda.
Dari seluruh prioritas tersebut, integrasi kawasan dinilai sebagai hal yang paling krusial oleh Presiden ADB. Pengalaman panjangnya di pemerintahan Jepang, termasuk saat menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan dan memimpin kerja sama ASEAN+3 bersama Indonesia, disebut memberikan pemahaman mendalam mengenai potensi besar kawasan Asia Tenggara.
Ia secara khusus menyoroti proyek Jaringan Listrik ASEAN (ASEAN Power Grid) sebagai salah satu inisiatif yang sangat ia dukung.
"Kami menjadi salah satu pemimpin utama dalam proyek ini," tegasnya, merujuk pada upaya memperkuat konektivitas energi lintas negara di ASEAN.
ADB juga menegaskan kesiapannya untuk memperluas dukungan terhadap ASEAN dan negara-negara anggotanya. Bahkan, Kanda baru saja menyelesaikan kunjungan ke Timor Leste, negara yang menurutnya diharapkan segera menjadi anggota baru ADB.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masato Kanda Resmi Menjabat Sebagai Presiden ADB ke-11
