
Bagian Negosiasi RI-AS, Danantara Jajaki Kerjasama dengan DFC

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat akan segera merilis pernyataan bersama atau Joint Statement resmi terkait hasil negosiasi bilateral terbaru.
Dalam pernyataan tersebut, tertuang berbagai kesepakatan antar kedua negara mulai dari besaran tarif hingga berbagai kerjasama yang akan dilakukan.
"Jadi joint statement itu menjelaskan ke publik sebenarnya keputusannya itu apa saja kan mulai dari penetapan tarif resiprokal kita yang 19% kemudian masalah non-tarif yang kita selesaikan apa saja jadi disitu kan mulai perizinan impor, lokal konten dan semuanya," ujar Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (18/7/2025).
Susiwijono menjelaskan bahwa Joint statement tersebut telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto kepada Presiden Prabowo Subianto.
"Pak Menko sudah laporkan ke Bapak Presiden nah joint statement ini yang nanti oleh pihak Amerika mohon kita sampaikan ke publik supaya bahasanya sama di situ nanti akan melihat lengkap lah komitmen kita apa saja yang selama ini," ujarnya
Tak hanya itu pemerintah RI pun juga tengah menjajaki kerjasama antara Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dengan U.S. International Development Finance Corporation (DFC).
Sebagai informasi, DFC adalah adalah lembaga keuangan pembangunan milik pemerintah Amerika Serikat. DFC bermitra dengan sektor swasta untuk membiayai solusi bagi tantangan pembangunan di negara-negara berkembang.
DFC menawarkan berbagai solusi keuangan, termasuk pembiayaan utang, asuransi risiko politik, investasi ekuitas, dan dukungan dana investasi ekuitas swasta.
Adapun Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan P. Roeslani pun dikatakan sudah berkomunikasi dengan pihak DFC.
Diberitakan sebelumnya, BPI Danantara juga menjalin kerja sama dengan sejumlah Sovereign Wealth Fund negara lain, di antaranya Qatar Investment Authority, Future Fund Australia, dan China Investment Corporation.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Trump Pantang Mundur Berlakukan Tarif Resiprokal, RI Bisa Apa?