
Tarif Trump Tak Ngefek ke Industri Obat RI, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sudah menyetujui nilai tarif impor semua produk dari Indonesia sebesar 19%. Turun dari rencana awal 32%.
Perusahaan obat di Tanah Air merespons kebijakan Trump tersebut.
"Untuk industri farmasi Indonesia atau lokal tidak berdampak terkait dengan tarif dari AS. Karena produk farmasi Indonesia ekspor ke AS sangat kecil," kata Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) Elfiano Rizaldi kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/7/2025).
Selain itu, industri obat RI juga tidak memiliki ketergantungan bahan baku dari Amerika Serikat. Karenanya meskipun nantinya tarif impor dari AS bernilai 0 maka tidak berdampak.
"Untuk impor bahan baku juga tidak berdampak. Saat ini masih seperti sebelum adanya tarif AS. Impor bahan baku obat umumnya dari China dan India," kata Elfiano.
Karenanya secara keseluruhan baik ekspor dan impor industri obat-obatan di RI tidak berdampak kebijakan tarif AS.
"Industri farmasi Indonesia atau lokal tidak terganggu atas tarif AS. Saat ini bahan baku obat kimia lebih dari 90% masih impor," ujar Elfiano.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono sebelumnya mengatakan, 90% bahan baku obat di Indonesia masih bergantung pada impor. Tak hanya itu, alat kesehatan sampai 88% juga masih didominasi barang impor.
"Jadi selain alat kesehatan bahan baku obat impor juga masih besar. Kalau mau memperkuat ketahanan di industri farmasi kita harus perkuat industri kimia di hulu," katanya.
Ironisnya, anggaran untuk penelitian dan pengembangan juga masih kecil hanya 0,2% dari total PDB. Kalah dengan Amerika Serikat yang sudah mencapai 2,8% dan Singapura 1,9%.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Toko Obat Pasar Pramuka Makin Sepi, Satu per Satu Pembeli Menghilang
