
Netanyahu Akui Menyesali Serangan Israel Terhadap Gereja Terakhir Gaza

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan penyesalan mendalam setelah serangan tank Israel menewaskan tiga warga sipil di Gereja Keluarga Kudus, satu-satunya gereja Katolik di Gaza, Kamis (17/7/2025) waktu setempat..
"Israel sangat menyesalkan sebuah amunisi nyasar yang mengenai Gereja Keluarga Kudus di Gaza. Setiap nyawa tak berdosa yang hilang adalah sebuah tragedi," ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan usai menerima panggilan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, seperti dikutip AFP.
Militer Israel mengklaim pecahan granat tank secara tidak sengaja menghantam gereja tersebut. Namun, Patriarkat Latin Yerusalem menyatakan, granat itu menghantam langsung kompleks gereja yang saat itu menampung sekitar 600 pengungsi, termasuk anak-anak dan penyandang disabilitas.
"Orang-orang yang tinggal di sana datang mencari perlindungan, berharap gereja akan menjadi tempat aman terakhir setelah kehilangan rumah, harta, dan martabat," tulis pernyataan resmi Patriarkat.
Dalam serangan itu, 10 orang terluka, termasuk pastor paroki Gabriel Romanelli. Sementara korban tewas termasuk seorang perempuan lanjut usia berusia 70 tahun.
Presiden Paus Leo XIV mengaku "sangat berduka" atas tragedi tersebut. Sebelumnya, gereja itu dikenal sebagai tempat yang kerap dihubungi Paus Fransiskus semasa hidupnya selama masa perang.
Militer Israel menyebut akan melakukan penyelidikan penuh. Namun, keraguan muncul dari pihak gereja. Kardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem, mengatakan kepada Vatican News, "IDF mengklaim itu kesalahan, tapi kami belum yakin. Yang jelas, gereja dihantam secara langsung."
Pihak Vatikan dan sejumlah negara seperti Prancis serta Italia mengecam serangan tersebut sebagai "tidak dapat diterima". Monsignor Pascal Gollnisch, kepala badan amal Katolik l'Oeuvre d'Orient, menyebut tindakan itu brutal dan tidak memiliki dasar militer.
"Tidak ada jihadis di gereja ini. Hanya keluarga sipil," katanya.
Hingga kini, serangan Israel ke wilayah Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 58.000 warga Palestina, menurut data otoritas kesehatan di Gaza. Sebaliknya, serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.219 orang, sebagian besar warga sipil.
Gaza, yang kini menghadapi krisis kemanusiaan akut, hanya memiliki sekitar 1.000 umat Kristen, dengan sekitar 135 di antaranya beragama Katolik. Banyak dari mereka kini kehilangan tempat ibadah yang selama ini menjadi simbol perdamaian di tengah konflik.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Netanyahu Hadiri Sidang Dugaan Korupsi, Dituduh Terima
