
Arab Memanas! Ladang Minyak Irak Garapan AS Diguncang Ledakan

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah ledakan terjadi di salah satu fasilitas produksi minyak di wilayah otonomi Kurdistan, Irak, pada Selasa (16/7/2025) pagi waktu setempat, memaksa penghentian operasi oleh perusahaan asal Amerika Serikat, HKN Energy.
Insiden ini memperburuk situasi keamanan di kawasan yang dalam beberapa pekan terakhir menjadi sasaran serangkaian serangan drone dan roket.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis HKN Energy, perusahaan mengonfirmasi bahwa ledakan terjadi sekitar pukul 07.00 pagi di fasilitas produksi mereka yang terletak di ladang minyak Sarang.
"Operasi di fasilitas yang terdampak telah ditangguhkan hingga lokasi dinyatakan aman," tulis perusahaan tersebut, dilansir AFP.
Pihak perusahaan tidak melaporkan adanya korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, penyebab ledakan hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti.
Ledakan di Sarang terjadi hanya sehari setelah wilayah Kurdistan mengalami tiga serangan drone bermuatan bahan peledak. Salah satu drone berhasil dijatuhkan di dekat Bandara Arbil, sementara dua lainnya menghantam ladang minyak Khurmala dan menyebabkan kerusakan material.
Belum ada pihak yang mengeklaim bertanggung jawab atas rangkaian serangan ini. Namun, pada 3 Juli lalu, pihak berwenang Kurdistan menyatakan bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah drone di dekat Bandara Arbil, dan menuding kelompok Hashed al-Shaabi, koalisi milisi pro-Iran yang kini tergabung dalam angkatan bersenjata Irak, sebagai pelaku.
Tuduhan tersebut segera dibantah oleh pemerintah federal di Baghdad.
Situasi ini menambah ketegangan antara pemerintah pusat Irak dan otoritas Kurdistan, terutama terkait masalah minyak dan gas. Sejak 2023, ekspor minyak dari Kurdistan melalui pipa utama ke Turki telah terhenti akibat sengketa hukum dan kendala teknis.
Perselisihan itu kini diperburuk dengan munculnya insiden-insiden keamanan seperti ledakan dan serangan drone.
Pada Mei lalu, pemerintah federal Irak bahkan mengajukan gugatan hukum terhadap Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) karena menandatangani kontrak gas secara independen dengan dua perusahaan AS, salah satunya adalah HKN Energy.
Langkah ini dinilai Baghdad sebagai pelanggaran terhadap wewenang pusat dalam pengelolaan sumber daya alam nasional.
Wilayah Kurdistan, meskipun memiliki otonomi yang luas, kerap menjadi ajang perebutan pengaruh antara aktor-aktor regional, terutama dalam konteks konflik proksi antara Iran dan Amerika Serikat. Serangan terhadap infrastruktur energi di kawasan ini sering dikaitkan dengan dinamika politik yang lebih luas di Timur Tengah.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Iran Tolak Usulan AS Soal Uranium
