
Iran Diduga Siapkan Ranjau untuk Blokade Selat Hormuz, AS Waspada

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran diduga melakukan persiapan militer untuk memblokade Selat Hormuz dengan memuat ranjau laut ke kapal-kapalnya di Teluk Persia pada Juni lalu. Hal ini disampaikan oleh dua pejabat pemerintah Amerika Serikat yang berbicara secara anonim.
Menurut mereka, tindakan Teheran terdeteksi oleh intelijen AS tak lama setelah Israel meluncurkan serangan rudal terhadap Iran pada 13 Juni.
"Pemuatan ranjau tersebut, meskipun belum dikerahkan, menunjukkan keseriusan Iran dalam mempertimbangkan penutupan Selat Hormuz," kata salah satu pejabat, seperti dikutip Reuters pada Rabu (2/7/2025). "Jika itu terjadi, dampaknya akan sangat besar terhadap perdagangan global."
Selat Hormuz adalah jalur pelayaran utama yang dilalui sekitar 20% ekspor minyak dan gas dunia. Penutupan selat tersebut diperkirakan akan melonjakkan harga energi global dan memperdalam ketegangan geopolitik.
Namun, hingga kini belum ada indikasi bahwa ranjau tersebut telah ditempatkan atau digunakan. "Ada kemungkinan ini hanya taktik intimidasi," ujar pejabat lainnya, mengingatkan bahwa Teheran bisa saja bermaksud memberi sinyal kesiapan tanpa benar-benar bertindak.
Sementara itu, seorang pejabat Gedung Putih menanggapi laporan tersebut dengan menyatakan bahwa upaya militer AS di kawasan telah membuahkan hasil.
"Berkat keberhasilan Operasi Midnight Hammer dan tekanan maksimum yang dijalankan Presiden, Selat Hormuz tetap terbuka dan Iran kini berada dalam posisi yang lebih lemah," katanya.
Laporan Reuters belum dapat memastikan kapan tepatnya ranjau dimuat atau apakah ranjau tersebut kini telah dibongkar. Informasi tersebut biasanya diperoleh melalui satelit, intelijen manusia, atau kombinasi keduanya.
Terkait laporan ini, Pentagon dan Misi Iran di PBB juga belum memberikan komentar.
Pada 22 Juni, setelah AS menggempur tiga fasilitas nuklir utama Iran, parlemen Iran dilaporkan mendukung penutupan Selat Hormuz. Namun, keputusan itu bersifat tidak mengikat dan menunggu persetujuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Selama bertahun-tahun, Iran telah beberapa kali mengancam akan menutup selat tersebut, namun belum pernah benar-benar melakukannya.
Selat Hormuz menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab dan memiliki jalur pelayaran yang hanya selebar 2 mil untuk masing-masing arah. Negara-negara penghasil energi seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Irak, dan Qatar sangat bergantung pada selat ini untuk ekspor minyak dan gas.
Menurut data Badan Intelijen Pertahanan AS, Iran memiliki lebih dari 5.000 ranjau laut pada 2019, yang dapat dikerahkan dengan cepat menggunakan kapal-kapal kecil berkecepatan tinggi.
Armada Kelima AS yang berbasis di Bahrain bertugas menjaga keamanan jalur ini. Menjelang serangan udara AS terhadap Iran, kapal-kapal penanggulangan ranjau milik Angkatan Laut AS dilaporkan ditarik sementara dari kawasan guna mengantisipasi serangan balasan.
Iran akhirnya melancarkan serangan terbatas berupa peluncuran rudal ke pangkalan militer AS di dekat Qatar. Namun, menurut para pejabat AS, risiko aksi balasan lanjutan dari Iran tetap terbuka.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intelijen AS Bocor! Israel Siap Gempur Fasilitas Nuklir Iran
