Mining Zone Special Dialogue

2 BUMN Ini Didorong Garap Proyek Hilirisasi Batu Bara

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
14 July 2025 15:30
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kembali mewujudkan komitmennya dalam upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah pertambangan batu bara. Salah satunya adalah dengan memproduksi karbon aktif dari bahan baku batu bara.
Foto: PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kembali mewujudkan komitmennya dalam upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah pertambangan batu bara. Salah satunya adalah dengan memproduksi karbon aktif dari bahan baku batu bara.

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mendorong dua BUMN besar yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk terlibat dalam proyek hilirisasi batu bara.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu menilai bahwa percepatan proyek hilirisasi dilakukan dalam rangka peningkatan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

"DME ini bisa menjadi substitusi daripada LPG sehingga kita bisa mengurangi ketergantungan pada impor. Kita juga lagi mempersiapkan salah satunya, misalnya coal to synthetic natural gas. Ini ada dua BUMN yang lagi fokus masuk di sini," ujarnya dalam acara bersama CNBC Indonesia, dikutip Senin (14/7/2025).

Menurut dia, PTBA memiliki cadangan batu bara besar secara nasional dan akan fokus pada aspek hulu dan produk hasil hilirisasi. Sedangkan untuk PGN sendiri nanti akan mengambil peran pada distribusi dan komersialisasi gas.

"Nah, apabila dia sudah menjadi produk synthetic natural gas, bisa dimanfaatkan, dikomersialisasikan untuk dijual kepada market, bisa marketnya ini masuk kepada industri listrik, atau ini juga nanti bisa sebagai bahan baku untuk masuk kepada produk Petrochemical," ujarnya.

Todotua berharap melalui program hilirisasi ini nantinya Indonesia dapat menggenjot produksi amonia dan metanol dalam negeri. Mengingat, dua produk petrokimia tersebut saat ini masih bergantung pada impor.

"Dua produk ini, dua produk petrochemical ini dalam catatan kita, ini angka impor kita masih cukup signifikan. Dan, dua produk ini, ini dihasilkan daripada apa namanya ekstrak gas. Ini yang kita lihat merupakan strategis," tambahnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Siapkan Proyek Pengganti LPG, Nilainya Rp 180 Triliun

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular