
Iran Buka Suara Soal Nuklir, Beri Syarat Mutlak Ini ke AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Iran kembali buka suara soal perundingan nuklirnya dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi setelah Washington dan sekutunya, Israel, melancarkan serangan ke fasilitas nuklir Tehran beberapa pekan lalu yang akhirnya membekukan perundingan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa Iran selalu siap dan akan siap di masa depan untuk perundingan mengenai program nuklirnya. Namun, ia menyebut syarat dari lanjutnya perundingan adalah penghentian eskalasi bersenjata secara penuh.
"Pertama-tama, harus ada jaminan kuat bahwa tindakan semacam itu tidak akan terulang. Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran telah mempersulit dan mempersulit pencapaian solusi berdasarkan negosiasi," ujarnya dikutip Arab News pada Senin (14/7/2025).
Araghchi mengatakan bahwa berdasarkan hukum Iran, negaranya akan menanggapi permintaan kerja sama badan tersebut "kasus per kasus", berdasarkan kepentingan Iran.
Ia juga mengatakan bahwa setiap inspeksi oleh badan tersebut harus dilakukan berdasarkan pertimbangan "keamanan" Iran serta keselamatan para inspektur. Ini menyangkut dampak serangan yang dilancarkan AS dan Israel beberapa waktu lalu.
"Risiko proliferasi bahan radioaktif dan ledakan amunisi sisa perang di lokasi nuklir yang diserang sangat serius," ujarnya.
Sebelumnya, Badan intelijen AS dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah menilai Iran terakhir kali memiliki program senjata nuklir terorganisir pada tahun 2003. Walau begitu, saat ini Teheran telah memperkaya uranium hingga 60% sebuah langkah teknis yang singkat dari tingkat pengayaan uranium tingkat senjata sebesar 90%.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Senin lalu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan serangan udara AS telah merusak fasilitas nuklir negaranya sedemikian parah. Hal ini bahkan membuat otoritas Iran masih belum dapat mengaksesnya untuk meninjau kerusakan tersebut.
(tps/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS-Iran 'Empat Mata' Bahas Nuklir, Trump Ultimatum Serbu Teheran
