Warga Arab Kompak Pergi ke RI Cari Tanaman yang Disebut di Al-Quran

Redaksi, CNBC Indonesia
13 July 2025 16:15
Pohon Kamper. (Dok. lindungihutan)
Foto: Pohon Kamper. (Dok. lindungihutan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Arab sejak ratusan tahun lalu ramai-ramai berlayar jauh ke Nusantara demi mencari tanaman bernama kamper, yang disebut dalam Al-Quran. Dalam Surat Al-Insan ayat 5, Allah menjanjikan minuman dari air kafur bagi orang-orang yang berbuat baik.

Air kafur inilah yang ditafsirkan banyak ulama sebagai sari dari tanaman kamper atau kapur barus. Namun kamper yang dimaksud bukanlah kamper sintetis yang umum dikenal saat ini, melainkan Dryobalanops aromatica, pohon harum yang tumbuh alami di Asia Tenggara, dan hanya bisa ditemukan di tempat tertentu yang salah satunya di Indonesia.

Arkeolog Edward Mc. Kinnon dalam Ancient Fansur, Aceh's Atlantis (2013) menyebut, pusat tanaman kamper ini berada di kawasan yang dulu dikenal sebagai Fansur, kini Barus di pesisir barat Sumatera. Sejak abad ke-1 Masehi, wilayah ini sudah disebut dalam catatan Ptolemy dari Romawi.

Belakangan, catatan dari pedagang Arab seperti Ibn Al-Faqih (902 M) dan geografer Ibn Sa'id al-Maghribi pada abad ke-13 juga menyebut Barus sebagai pusat kamper dunia. Kamper asal Barus sangat diminati karena kualitasnya lebih unggul dibanding kamper dari Malaya atau Kalimantan.

Komoditas ini menjadi barang mewah bernilai tinggi di pasar internasional dan membuat pelabuhan Barus berkembang jadi titik perdagangan penting. Gelombang kedatangan orang Arab ke Barus tak sekadar berdagang.

Sejarawan Claude Guillot dalam Barus: Seribu Tahun yang Lalu (2008) menyebut mereka singgah langsung dari Teluk Persia, melewati Sri Lanka, sebelum mencapai pantai barat Sumatera. Selain membawa kapal-kapal besar penuh kapur barus, mereka juga menyebarkan Islam.

Dugaan kuat, Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui Barus. Buktinya ditemukan di kompleks makam Mahligai yang menunjukkan nisan bertahun 672 M. Dari Barus, ajaran Islam menyebar ke wilayah lain seperti Thobri (Lamri) dan Haru.

Seiring waktu, jaringan dagang yang dibentuk pedagang Muslim dari Arab ini bukan hanya memperkenalkan Barus sebagai pusat kamper, tetapi juga sebagai pintu masuk budaya dan peradaban Islam ke Nusantara. Para pelaut Arab bahkan menjadikan Barus sebagai titik singgah wajib sebelum berlayar ke China.

Hingga kini, jejak sejarah itu masih terasa. Kapur barus bukan sekadar rempah langka, tapi juga simbol pertemuan spiritual, ekonomi, dan budaya antara Timur Tengah dan Indonesia yang semua berawal dari satu ayat suci dalam Al-Quran.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular