
Gegara Tarif Impor, Donald Trump Kantongi Rp 1.831 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Departemen Keuangan Amerika Serikat melaporkan surplus anggaran hingga Juni 2025 sebesar US$ 27 miliar, menjelang pemberlakuan tarif resiprokal pada 1 Agustus 2025 oleh Presiden Donald Trump.
Surplus ini terjadi setelah setoran dari bea cukai untuk pertama kalinya melampaui US$ 100 miliar.
Setoran dari tarif perdagangan ini menurut data Departemen Keuangan AS mulai memberi dampak pada peningkatan penerimaan bea cukai, hingga mencapai rekor terbarunya per akhir Juni 2025.
Nilai setoran dari pos pendapatan sisi bea cukai itu meningkat empat kali lipat dari sebelumnya, menjadi US$ 27,2 miliar secara bruto dan US$ 26,6 miliar secara neto setelah memperhitungkan restitusi, khusus untuk Juni saja.
Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan di akun X nya bahwa kinerja anggaran per Juni 2025 ini menunjukkan bahwa AS akan "menuai keuntungan" dari kebijakan tarif Trump.
Departemen Keuangan AS memperkirakan pendapatan tarif AS bisa mencapai $300 miliar pada 2025.
"Selagi Presiden Trump bekerja keras untuk merebut kembali kedaulatan ekonomi bangsa kita, Laporan Keuangan Bulanan hari ini menunjukkan rekor bea cukai - dan tanpa inflasi!" kata Bessent dilansir Reuters, Sabtu (12/7/2025).
Selama sembilan bulan pertama tahun fiskal 2025, penerimaan bea cukai AS mencapai rekor sebesar US$ 113,3 miliar atau setara Rp 1.831 triliun (kurs Rp 16.210) secara bruto dan US$ 108 miliar (Rp 1.750 triliun) secara neto, hampir dua kali lipat dari penerimaan tahun sebelumnya. Tahun fiskal pemerintah berakhir pada 30 September.
Berdasarkan hasil tersebut, tarif kini telah tumbuh menjadi sumber pendapatan terbesar keempat bagi pemerintah federal, di belakang penerimaan pajak penghasilan orang pribadi yang telah berhasil dipungut sebesar US$ 2.683 triliun untuk tahun fiskal tersebut hingga pajak perusahaan sebesar US$ 392 miliar.
Dalam jangka waktu sekitar empat bulan, tarif sebagai bagian dari pendapatan federal telah meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 5% dari sekitar 2% secara historis.
Surplus anggaran pada Juni ini merupakan pemulihan dari defisit US$ 71 miliar pada Juni 2024. Pendapatan baru terkait tarif membantu meningkatkan total penerimaan anggaran bulan lalu sebesar 13%, atau US$ 60 miliar, menjadi US$ 526 miliar, sebuah rekor untuk bulan tersebut, menurut data Departemen Keuangan AS.
Adapun belanja negara pada Juni turun 7%, atau US$ 38 miliar, menjadi $499 miliar.
Namun, setelah disesuaikan dengan pergeseran jadwal beberapa pembayaran pendapatan dan tunjangan, anggaran AS berpotensi kembali defisit sebesar US$ 70 miliar pada Juni, seiring dengan defisit yang disesuaikan tahun lalu sebesar US$ 143 miliar.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Baru Trump di Depan Mata, AS Siapkan Tarif Impor Tembaga 25%
