Internasional

Trump Ngamuk! Obat-obatan Impor Kena 'Rudal', Dipatok Tarif 200%

sef, CNBC Indonesia
09 July 2025 13:04
Ini 17 Poin Penting dari Kebijakan Baru Tarif Trump,Termasuk untuk RI
Foto:Donald Trump (Infog:Aristya Rahadian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan kebijakan yang mengguncang perdagangan internasional. Selasa waktu setempat, ia mengumumkan rencana untuk menetapkan tarif impor baru lagi ke sejumlah produk lagi.

Ia mengatakan akan mematok tarif 50% ke important tembaga. Namun bukan hanya itu, ia juga mengancam tarif yang jauh lebih tinggi pada farmasi hingga 200%.

"Hari ini kita membahas tembaga," katanya dalam rapat kabinet, yang menunjukkan kemajuan dalam penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap impor logam tersebut, dikutip AFP, Rabu (9/7/2025).

"Kita juga akan membuat pengumuman tentang farmasi... Mereka akan dikenai tarif dengan tarif yang sangat, sangat tinggi, seperti 200%," tegasnya.

Namun khusus farmasi, Trump mengisyaratkan bahwa pungutan tersebut tidak akan langsung berlaku. Dirinya akan memberi waktu sekitar satu tahun hingga 1,5 tahun.

"Kami akan memberi mereka waktu tertentu untuk mempersiapkan diri," kata Trump.

Hal sama juga ditegaskan Menteri Perdagangan Howard Lutnick. Ia mengatakan detail tarif farmasi akan diumumkan pada akhir bulan.

"Untuk produk farmasi dan semikonduktor, studi tersebut akan selesai pada akhir bulan, sehingga presiden akan menetapkan kebijakannya saat itu, dan saya akan membiarkannya menunggu untuk memutuskan bagaimana ia akan melakukannya," kata Lutnick sekaligus menjelaskan soal tarif lain di teknologi.

Mengembalikan Kejayaan Manufaktur Farmasi AS

Mengutip CNBC International, tarif impor yang diberlakukan Trump ke farmasi, tampaknya merujuk ke keinginan untuk mengembalikan AS sebagai raja manufaktur obat. Sejumlah analis mengakui ini.

Trump memberikan pernyataan paling signifikan mengenai tarif khusus farmasi sejak April, ketika pemerintahannya memulai apa yang disebut investigasi Pasal 232 terhadap produk-produk tersebut. Kewenangan hukum tersebut memungkinkan Menteri Perdagangan untuk menyelidiki dampak impor terhadap keamanan nasional.

Trump sendiri sempat mengatakan tarif akan memberi insentif kepada perusahaan farmasi untuk memindahkan operasi manufaktur ke AS. Beberapa perusahaan seperti Eli Lilly, Johnson & Johnson, AbbVie telah menginvestasikan lebih banyak uang di AS setelah manufaktur obat dalam negeri menyusut drastis selama beberapa dekade terakhir.

Tentangan Industri

Sementara itu, PhRMA, kelompok lobi industri terbesar di AS, mengulangi pernyataan sebelumnya yang menentang tarif farmasi. Meski setuju dengan perkembangan manufaktur farmasi di AS, tapi pengenaan tarif ke obat-obatan kontraproduktif.

"Setiap dolar yang dihabiskan untuk tarif adalah satu dolar yang tidak dapat diinvestasikan dalam manufaktur Amerika atau pengembangan pengobatan dan penyembuhan di masa depan bagi pasien," kata wakil presiden senior urusan publik PhRMA, Alex Schriver, dalam pernyataan tersebut.

"Industri ini memiliki tujuan yang sama dengan Presiden Trump untuk merevitalisasi manufaktur Amerika dan baru-baru ini mengumumkan investasi AS senilai ratusan miliar dolar, tetapi mengenakan tarif pada obat-obatan akan kontraproduktif terhadap upaya ini," lanjutnya.

"Obat-obatan secara historis dikecualikan dari tarif karena dapat meningkatkan biaya dan menyebabkan kekurangan."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Baru Trump di Depan Mata, AS Siapkan Tarif Impor Tembaga 25%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular