Internasional

Tak Bermoral, 8 Anak Tewas Dibom Israel saat Antre Bantuan Gizi Gaza

Thea Fathanah Abrar, CNBC Indonesia
11 July 2025 16:45
Warga Palestina bereaksi atas jenazah saat mereka berduka atas dokter Marwan al-Sultan, direktur Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara, istrinya, putrinya dan saudara perempuannya, yang tewas dalam serangan Israel pada hari Rabu, menurut kementerian kesehatan Gaza, di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, 2 Juli 2025. (REUTERS/Mahmoud Issa)
Foto: Warga Gaza (REUTERS/Mahmoud Issa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan udara Israel di Jalur Gaza kembali menelan korban jiwa, termasuk anak-anak. Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, dari total 66 korban tewas, delapan diantaranya adalah anak-anak yang sedang mengantre suplemen gizi di luar sebuah klinik di Deir el-Balah pada Kamis waktu setempat.

Menurut UNICEF, salah satu korban adalah balita berusia satu tahun yang baru mengucapkan kata pertamanya beberapa jam sebelum meninggal. Ibunya mengalami luka kritis dalam insiden yang sama.

"Tidak ada orang tua yang seharusnya menghadapi tragedi seperti itu," ujar Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, dalam pernyataan tertulis, seperti dikutip AFP pada Jumat (11/7/2025).

"Pembunuhan keluarga yang mencoba mengakses bantuan yang menyelamatkan jiwa adalah tindakan yang tidak bermoral," tegasnya.

Klinik tersebut dikelola oleh Project HOPE, lembaga kemanusiaan asal Amerika Serikat. Mereka menyatakan para korban sedang menunggu klinik dibuka untuk mendapatkan perawatan malnutrisi dan penyakit lainnya. Project HOPE mencatat 15 orang tewas, termasuk 10 anak-anak dan dua perempuan.

"Ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional," kata Presiden dan CEO Project HOPE, Rabih Torbay.

Seorang warga bernama Yousef Al-Aydi (30) menyaksikan langsung serangan tersebut. Ia mengatakan tiba-tiba warga mendengar suara drone mendekat lalu terjadi ledakan.

"Tanah berguncang, dan semuanya berubah menjadi darah dan jeritan yang memekakkan telinga."

Militer Israel mengonfirmasi telah menargetkan seorang militan Hamas di Deir el-Balah yang disebut terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023. Dalam pernyataannya kepada AFP, militer menyatakan menyesal atas jatuhnya korban sipil dan menyebut insiden tersebut tengah ditinjau lebih lanjut.

Namun warga yang berada di lokasi mempertanyakan alasan serangan itu. Mohammed Abu Ouda (35) mengatakan apa salah warga dan anak-anak yang meregang nyawa.

"Apa salah kami? Apa salah anak-anak? Saya melihat seorang ibu memeluk anaknya di tanah, keduanya tidak bergerak. Mereka tewas seketika," ujarnya.

Serangan udara lainnya dilaporkan terjadi di kamp Al-Bureij, Gaza Tengah, menewaskan empat orang dan melukai sejumlah lainnya. Di kota Rafah, tiga warga sipil, termasuk seorang perempuan, juga tewas akibat tembakan Israel di dekat pusat distribusi bantuan.

Data dari PBB menunjukkan lebih dari 600 warga Gaza tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan sejak akhir Mei 2025, ketika Israel mulai membuka akses bantuan secara terbatas.

Perang antara Israel dan Hamas meletus sejak 7 Oktober 2023. Serangan Hamas menewaskan 1.219 orang di Israel, sebagian besar warga sipil. Serangan balasan Israel hingga kini telah menewaskan sedikitnya 57.762 warga Palestina di Gaza, sebagian besar juga warga sipil, menurut data Kementerian Kesehatan setempat yang dinilai dapat diandalkan oleh PBB.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiga Tahanan Israel Dibebaskan Hamas, Begini Kondisinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular