FOTO Internasional

Penampakan Patung Imigran di Irlandia Utara, Inggris Dikecam

Reuters, CNBC Indonesia
Jumat, 11/07/2025 20:50 WIB

Peringatan kemenangan Raja William atas Raja James dalam Pertempuran Boyne pada 1690, menuai kontroversi di Irlandia Utara

1/5 Tumpukan api unggun loyalis terlihat bersama model perahu berisi manekin yang digambarkan sebagai migran berjaket pelampung dengan tanda bertuliskan

Menjelang perayaan api unggun tradisi "loyalis" pro-Inggris, sebuah patung kontroversial yang menampilkan perahu berisi imigran dengan jaket pelampung terlihat di kota Moygashel, Irlandia Utara, Kamis (10/7/2025). (REUTERS/Clodagh Kilcoyne)

2/5 Tumpukan api unggun loyalis terlihat bersama model perahu berisi manekin yang digambarkan sebagai migran berjaket pelampung dengan tanda bertuliskan

Aksi pembakaran kemudian dilakukan di perahu berisi migran itu. Hal ini menjadi bagian dari tradisi komunitas untuk memperingati kemenangan Raja William dari Inggris atas Raja James dalam Pertempuran Boyne pada 1690. (REUTERS/Clodagh Kilcoyne)

3/5 Tumpukan api unggun loyalis terlihat bersama model perahu berisi manekin yang digambarkan sebagai migran berjaket pelampung dengan tanda bertuliskan

Patung itu memuat tulisan “Stop the Boats". Ini merujuk pada kebijakan pemerintah Inggris untuk menghentikan migran yang menyeberangi Selat Inggris. Namun hal ini memicu kecaman luas dari masyarakat dan tokoh agama. (REUTERS/Clodagh Kilcoyne)

4/5 Tumpukan api unggun loyalis terlihat bersama model perahu berisi manekin yang digambarkan sebagai migran berjaket pelampung dengan tanda bertuliskan

Uskup Agung Armagh dari Gereja Irlandia, John McDowell, menyebut patung tersebut "rasis, mengancam, dan ofensif". Ia menegaskan bahwa simbol semacam itu tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang beradab. (REUTERS/Clodagh Kilcoyne)

5/5 Tumpukan api unggun loyalis terlihat bersama model perahu berisi manekin yang digambarkan sebagai migran berjaket pelampung dengan tanda bertuliskan

Beberapa politisi Irlandia Utara juga turut mengutuk patung tersebut, menilai bahwa penyajian sosok migran dalam konteks seperti itu mencerminkan intoleransi dan memperburuk ketegangan sosial. (REUTERS/Clodagh Kilcoyne)