IBC Buka-Bukaan Peran Strategis Ekosistem Baterai EV di Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Battery Corporation (IBC) menegaskan betapa pentingnya Indonesia mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terintegrasi. Terutama bukan cuma sebagai pemain, melainkan juga untuk pasar baterai EV di Dunia.

Direktur Hubungan Kelembangaan IBC, Reynaldi Istanto menyatakan, bahwa sejatinya hilirisasi merupakan astacita dari pemerintahan Presiden RI Prbowo Subianto. Khususnya dalam hal meningkatkan nilai tambah produk pertambangan.

Oleh karena itu, IBC menilai ekosistem baterai EV yang berlokasi di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC), Karawang, Jawa Barat, itu sangat penting bukan hanya sebagai pemain, melainkan juga untuk pasar.

"Sangat penting bukan hanya untuk player tapi juga pasar. Ekosistem baterai EV sendiri komponen nilai tambahnya tinggi, nikel jadi batre itu 70 kali signifikan untuk ekonomi Indonesia," terang Reynaldi Istanto dalam acara Mining Zone Special Dialogue CNBC Indonesia, Kamis (10/07/2025).

Nah, dengan adanya Eksositem Baterai EV itu, Indonesia membuka lapangan pekerjaan hingga 8.000 untuk pekerja langsung dan 35.000 untuk pekerja tidak langsung.

Asal tahu saja, proyek ekosistem baterai terintegrasi hulu-hilir tersebut dioperasikan oleh PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan perusahaan asal China yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) yang merupakan perusahaan patungan dari CATL, Brunp dan Lygend.

Adapun, total investasi keseluruhan proyek hulu-hilir tersebut mencapai US$ 5,9 miliar setara Rp 96,04 triliun (asumsi kurs Rp 16.278 per US$).

Proyek tersebut terdiri dari total enam usaha patungan (Joint Venture/JV) mulai dari proyek hulu hingga hilir. Detailnya, JV satu hingga tiga merupakan ekosistem baterai di sisi hulu. Sedangkan, JV empat hingga enam merupakan ekosistem baterai di sisi hilir.