RI Kini Punya Data Lansia, Potret Ekonomi hingga Lingkungan Hidup

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
08 July 2025 11:30
Ilustrasi Petani Lansia. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Petani Lansia. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian PPN/Bappenas bersama Asian Development Bank (ADB), Lembaga Demografi FEB UI, dan SurveyMeter telah memiliki skema pendataan masyarakat lanjut usia (lansia) yang disebut Data Indonesia Longitudinal Aging Survey (ILAS).

Data ILAS akan dijadikan acuan untuk memperkuat ekosistem perencanaan berbasis bukti dalam mendukung pembangunan ramah lansia.

Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Kependudukan, dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Maliki mengatakan, melalui ILAS pemerintah dapat mengakselerasi capaian pembangunan, terutama pembangunan inklusif lansia.

"ILAS memberikan penajaman data eksisting, sehingga mendorong kebijakan berbasis bukti untuk menghadapi penuaan penduduk di Indonesia. ILAS juga dapat mendukung akademisi dan masyarakat untuk menyusun analisis kelanjutusiaan yang lebih baik," ujar Maliki dalam siaran pers, Selasa (8/7/2025).

ILAS merupakan survei panel longitudinal pertama di Indonesia yang menyasar kelompok usia 45 tahun ke atas, mencakup lebih dari 4.000 responden di sembilan provinsi, yaitu Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Maluku.

Survei panel ini berupaya untuk memotret berbagai aspek penting dalam kehidupan lansia di Indonesia, mulai dari situasi sosial, ekonomi, kesehatan, hingga kondisi lingkungan hidup.

Pemerintah menegaskan, sejak gelombang pertamanya dilakukan pada 2023, ILAS telah menjadi sumber data yang krusial dalam menjawab tantangan dan peluang dalam era bonus demografi dan penuaan penduduk.

Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Kementerian PPN/Bappenas Tirta Sutedjo mengatakan studi ILAS akan dimanfaatkan menjadi sumber data dalam perumusan kebijakan ramah lansia oleh kementerian/lembaga/daerah, serta dapat memberikan dukungan dalam pelaksanaan riset yang dilaksanakan oleh para akademisi dan masyarakat.

"Narasi besar dalam RPJPN 2025-2045 selaras dengan arah kebijakan dan strategi dalam RPJMN 2025-2029 dan Strategi Nasional Kelanjutusiaan yang menempatkan perlindungan lansia sebagai bagian dari prioritas nasional," tuturnya.

Dalam siaran pers Bappenas, disebutkan juga bahwa Senior Economist ADB Aiko Kikkawa telah memastikan ILAS memiliki nilai strategis yang tinggi karena pendekatan yang digunakan adalah longitudinal. "Dengan ILAS, kita bisa mengikuti kehidupan responden dari waktu ke waktu. Ini memberi kita pemahaman lebih dalam tentang proses penuaan dan bagaimana intervensi bisa dirancang secara dinamis," tutur Aiko.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular