
Pendaki Brasil Tewas di Gunung Rinjani, DPR Cecar Kepala BASARNAS

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Komisi V DPR RI mencecar Kepala BASARNAS soal tragedi pendaki asal Brasil Juliana Marins yang jatuh saat mendaki Rinjani. Mori Hanafi dari fraksi Partai Nasdem mengatakan, upaya evakuasi Juliana di Gunung Rinjani oleh tim gabungan BASARNAS dan relawan terlalu manual.
"Penyelamatan dengan sangat manual, Dengan tali 600 meter sampai ke masuk 600 meter di dalam geografi luar biasa sulit Ini perlu perhatian ucapnya saat sedang Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (7/7/2025).
Begitu juga dengan Tom Liwafa dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengatakan, diperlukan adalah translator agar komunikasi saat ada kejadian serupa bisa dijelaskan dengan baik kepada korban.
"Hemat saya tentu di kejadian akan datang perlu translator yang handal ketika menjelaskan ini ke masyarakat dari Brasil atau negara lain,"ucapnya.
Lebih lanjut, anggota DPR yang akrab dipanggil Tomli, juga mengatakan, penjelasan yang baik akan membuat Basarnas menjadi tujuan masyarakat saat terjadi bencana. Ia menyayangkan Intagram Presiden Prabowo Subianto yang menjadi sasaran saat insiden Rinjani tersebut.
Selain itu, ia juga mengatakan pentingnya alat yang lebih canggih seperti pendeteksi suhu badan.
Hal komunikasi juga disorot oleh Daniel Mutaqien dari Partai Golongan Karya (Golkar). Ia mengatakan perlunya BASARNAS lebih aktif di media sosial agar lebih dipercaya oleh masyarakat.
Tegur Kepala Basarnas
Sementara, dalam rapat tersebut, Kepala BASARNAS Marsda TNI Mohammad Syafii ditegur oleh anggota Komisi V DPR RI dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ghufran.
Saat itu Ghufran sedang bertanya terkait Juliana, pendaki asal Brasil yang meninggal usai jatuh di Gunung Rinjani, hingga membuat heboh ke tingkat internasional. Bahkan, akun Instagram Presiden RI Prabowo Subianto pun turut dibanjiri komentar negatif dari netizen Brasil.
"Juliana yang di gunung Rinjani itu sampai dengan IG Kepala Negara diserbu oleh masyarakat Brasil. Kita juga mengapresiasi yang sudah dilakukan Basarnas baik dari pusat," katanya.
Setelahnya Ghufran menegur Kepala BASARNA yang dilihat olehnya sedang berbicara di mejanya.
"Saya lagi bicara, kalau bapak bicara juga siapa yang mau dengar. Kalau bapak mau bicara saya berhenti. Mungkin tidak terlalu penting," tegur Ghufran,
Selanjutnya, Ghufran enggan melanjutkan pertanyaan dan rapat kembali bergulir.
Kronologi Meninggalnya Juliana Marins
Juliana Marins diperkirakan jatuh pada 21 Juni sekitar pukul 06.30 WITA. Pencarian dimulai hari itu juga oleh tim SAR gabungan, namun sempat terkendala medan ekstrem dan cuaca buruk.
Tim baru mengerahkan drone pada Minggu, tapi hasilnya tidak maksimal karena kabut tebal. Jenazah Marins akhirnya ditemukan pada Senin (24/6) pukul 07.05 dalam kondisi tak bergerak. Evakuasi juga tidak bisa langsung dilakukan karena medan yang curam dan cuaca yang tak bersahabat.
Jenazah baru berhasil diangkat dari lokasi kejadian pada Rabu (26/6) pukul 06.00 WITA menggunakan metode lifting.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Titahkan AS Keluar dari Perjanjian Paris, RI Harus Tetap Komit!
