Peritel Legendaris RI Matahari Tutup Sejumlah Toko, Ada Apa?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
05 July 2025 18:00
Kolase Ramayana dan Matahari Departemen Store. (CNBC Indonesia)
Foto: Kolase Ramayana dan Matahari Departemen Store. (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), salah satu peritel fesyen paling ikonik di Indonesia, kembali menutup salah satu gerainya. Kali ini, giliran Matahari Plaza Kalibata yang resmi menghentikan seluruh operasionalnya per 1 Juli 2025.

Pengumuman penutupan ini tampak di sejumlah sudut gerai dalam bentuk selebaran, dan juga telah disampaikan lewat akun media sosial resmi. "Kami ucapkan terima kasih untuk para pelanggan setia Matahari Plaza Kalibata, offline maupun online," tulis pengelola dalam unggahan perpisahan.

Penutupan ini menambah daftar panjang gerai department store yang gulung tikar dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, fenomena ini bukan hal baru dan sudah berlangsung cukup lama.

"Penutupan usaha kategori department store bukan hanya terjadi saat ini. Bahkan beberapa sudah tutup permanen, seperti Lotus, Centro, dan Golden Truly," ujarnya kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Menurut Alphonzus, penyebab utama surutnya bisnis department store adalah perubahan pola belanja masyarakat. Kini, konsumen tidak lagi mencari tempat belanja biasa, melainkan ruang yang menawarkan pengalaman menyenangkan dan berbeda.

"Kalau hanya menyediakan barang, department store tidak akan bisa bertahan. Konsumen sekarang datang ke pusat belanja juga untuk berkumpul, ngobrol, cari suasana," ujarnya.

Peritel yang tidak bisa memenuhi kebutuhan customer experience ini, menurutnya, akan kalah bersaing dengan e-commerce yang jauh lebih efisien dan fleksibel. "Kalau tidak bisa memberikan pengalaman yang unik, peritel tidak ada bedanya dengan toko online," tegas Alphonzus.

Daya Beli Masih Lesu

Selain faktor perubahan perilaku konsumen, kondisi daya beli masyarakat juga mempengaruhi kinerja gerai-gerai ritel fisik. Khususnya, kelompok menengah ke bawah yang masih belum pulih secara ekonomi pascapandemi dan di tengah tekanan inflasi.

"Daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan menengah ke bawah, masih turun. Ini juga berdampak besar pada kinerja department store," kata Alphonzus.

Penutupan gerai seperti yang dialami Matahari Plaza Kalibata bisa jadi sinyal bagi industri ritel untuk segera beradaptasi. Di tengah gempuran belanja online dan shifting preferensi konsumen, peritel tidak bisa hanya andalkan lokasi dan stok barang.


(chd/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BRIN Kasih Peringatan, Bahaya Ancam Perikanan Jika Muncul Pertanda Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular