Proyek Energi Terbarukan di Kawasan Bendungan Perlu Dipercepat

dpu, CNBC Indonesia
Kamis, 03/07/2025 13:03 WIB
Foto: Bendungan Karangtalun. (Dok Kementerian PU)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mendukung percepatan proyek energi terbarukan berbasiskan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS) di kawasan bendungan.

Komitmen tersebut ditegaskan pada forum METI Clean Energy Connect 2025 yang diselenggarakan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), di Jakarta, Rabu (3/7/2025).

Forum ini mempertemukan lebih dari 200 pemangku kepentingan dari unsur pemerintah, BUMN, sektor swasta, lembaga keuangan nasional, dan mitra internasional, guna mendorong kolaborasi lintas sektor.


Fokus utama forum tersebut yakni integrasi pemanfaatan bendungan untuk energi bersih sekaligus menyosialisasikan Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2025.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum, Rachman Arief Dienaputra menyampaikan pemerintah menyiapkan berbagai skema untuk mendukung realisasi proyek.

"Kami membuka jalur pembiayaan baru dengan pendekatan blended finance dan mitigasi risiko lingkungan yang terukur," katanya.

Sementara Direktur Bendungan dan Danau Kementerian Pekerjaan Umum, Adenan Rasyid mengutarakan bendungan memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

"Bendungan bukan hanya penyimpan air. Jika dimanfaatkan optimal untuk PLTA dan PLTS, ini akan menjadi aset strategis nasional," ujar Adenan.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Prof Eniya Listiani Dewi menerangkan pentingnya arah yang jelas dalam pengembangan energi dari bendungan.

"Kita perlu membuat roadmap nasional energi terbarukan dari waduk agar pemanfaatan PLTA dan PLTS terapung benar-benar masuk skala industri, bukan hanya pilot project," ujarnya.

Dukungan terhadap proyek energi terbarukan itu juga datang dari pihak swasta. BFL Hydro, perusahaan asal India yang hadir di Indonesia sejak 2012, sudah jadi mitra teknologi di sejumlah proyek turbin Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), termasuk PLTM Hutaraja (2 x 3 MW) dan Hutaraja Extension (6 MW) di Sumatera Utara.

"Saat ini perusahaan tengah mempersiapkan kontrak untuk PLTA Lae Ordi berkapasitas 10 MW dan akan melakukan ekspansi tambahan sebesar 20 MW dalam waktu dekat," kata Sohaya Sameer Shetty, perwakilan BFL Hydro.

Ia juga menekankan pentingnya kepercayaan dalam proyek lintas sektor.

"Di BFL Hydro, kami percaya kunci kesuksesan proyek ini bukan hanya teknologi dan pendanaan, tapi juga seni membangun hubungan kepercayaan berkelanjutan antara pemerintah, investor, dan masyarakat," paparnya.

Pada kesempatan itu, Bank Mandiri juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung pembiayaan proyek energi terbarukan.

"Kami mencari proyek bukan hanya bankable, tetapi juga sustain secara sosial dan lingkungan," ujar Alexandra Askandar, salah satu Direksi PT Bank Mandiri.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pembangkit PLTA (APPLTA) Zulfan Zahar turut menyoroti kesiapan teknologi dan aspek bankability dalam proyek hybrid PLTA.

"Kami bisa membuktikan efisiensi dan bankability proyek PLTA hybrid yang memanfaatkan digitalisasi penuh," tambahnya.

Di sisi lain, Ketua III METI Widi Pancono menegaskan semua komponen pendukung telah tersedia dan inisiatif ini harus segera masuk pada tahap implementasi.

"Kita sudah punya regulasi, teknologi, dan komitmen. Saat ini saatnya eksekusi," tegas Widi.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Resmikan Proyek EBT Senilai Rp 25 T