Waduh! RI Kehilangan Investasi Rp 2.000 T di 2024, Karena Izin Ruwet

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
03 July 2025 15:17
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu. (Tangkapan layar youtube BKPM)
Foto: Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu. (Tangkapan layar youtube BKPM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/ BKPM, Todotua Pasaribu, mengungkapkan Indonesia telah kehilangan potensi investasi hingga Rp 2.000 triliun pada tahun 2024.

Hal ini disebabkan oleh berbagai persoalan klasik, mulai dari perizinan dan iklim investasi yang belum kondusif.

Todotua menjelaskan realisasi investasi sejatinya sangat bergantung pada pelayanan perizinan. Namun, persoalan ini masih menjadi hambatan utama bagi investor.

"Ini memang persoalan klasik. Kami setiap tahun mencatat realisasi investasi, yang itu diinput oleh para pelaku usaha. Kita menemukan angka di tahun 2024, itu angka unrealisasi investasi itu sekitar Rp 1.500an, mungkin tembus ke angka Rp 2.000 triliun," ungkapnya dalam acara Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Kamis (3/7/2025).

Ia menilai, tumpang tindih kebijakan dan berbagai macam persoalan membuat investor ragu mengeksekusi investasinya. Karena itu, menurutnya persoalan perizinan dan iklim investasi yang tidak kondusif adalah catatan yang cukup serius dan menjadi refleksi bersama.

Oleh sebab itu, saat ini Kementerian Investasi dan Hilirisasi tengah menyiapkan reformasi besar-besaran untuk memperbaiki iklim berusaha di Indonesia.

"Kita kementerian investasi di bawah Menteri Bapak Rosan Roeslani memang punya keinginan yang sangat besar untuk kita bisa mereformasi ini. Dan khususnya juga Bapak Presiden selalu tegas berbicara, kita berbicara konteks reformasi terhadap birokrasi," ujarnya.

Dia pun mengatakan, perbaikan iklim usaha dan perizinan ini sangat penting. Terutama, ketika pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8%.

Dia menyebut, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% tersebut, setidaknya dibutuhkan investasi Rp 13.000 triliun hingga 2029.

"Dalam 5 tahun ke depan, seperti kita ketahui bersama bahwa kita memiliki angka di angka Rp 13.000 triliun untuk berbicara realisasi investasi. Bukan rencana investasi, tetapi realisasi investasi," ucapnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Preman Ormas Palak-Minta THR ke Pengusaha, Wamen Investasi Geram

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular