
DPR Beri Sinyal Restui Pemerintah Gunakan SAL Buat Tambal Defisit APBN

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan Kementerian Keuangan telah merampungkan Rapat Panja Perumus Kesimpulan Laporan Semester I dan Prognosis Semester II APBN Tahun Anggaran 2025, Rabu (2/7/2025). Adapun, Rapat Panja itu digelar secara tertutup.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, rapat yang berlangsung sekitar 1 jam kurang itu sebatas pendalaman terkait dengan laporan pelaksanaan APBN hingga Semester I-2025 serta proyeksi pelaksanaan APBN hingga akhir tahun yang telah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kemarin.
Pembahasan juga terkait dengan pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih atau SAL tahun anggaran 2024 senilai Rp 85,6 triliun, dari totalnya yang sudah tersisa Rp 459,5 triliun untuk menambal potensi pelebaran defisit menjadi Rp 662 triliun (2,78% dari PDB) dari target semula Rp 616,2 triliun (2,53% dari PDB). SAL dimanfaatkan supaya pembiayaan anggaran tak lagi perlu memanfaatkan penarikan utang baru lagi.
Meski begitu, Luky menekankan, keputusan akhir terkait hasil pembahasan panja hari ini akan disampaikan secara resmi esok hari, sebab rapat panja yang digelar secara tertutup hari ini sebatas pendalaman.
"Iya, pokoknya gini, kan nanti kesimpulannya baru besok, saya enggak tau. Tadi kan baru panja," ucap Luky saat ditemui seusai rapat di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Direktur Strategi Stabilisasi Ekonomi Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Noor Faisal Achmad yang turut hadir dalam rapat itu juga mengatakan hal serupa dengan Luky. Ia hanya menambahkan bahwa Banggar DPR sudah memberi sinyal sepakat terhadap Lapsem pemerintah beserta prognosis pelaksanaan APBN sampai akhir 2025.
"Ada persetujuan penggunaan SAL juga, cuma besok aja lah angkanya," ucap Faisal.
Wakil Ketua Banggar dari Fraksi Gerindra Wihadi saat ditemui di kawasan luar ruang rapat Banggar mengatakan, pemanfaatan SAL 2024 oleh pemerintah sebetulnya tidak masalah karena memang tujuannya untuk mengurangi tekanan defisit APBN saat ekonomi global penuh ketidakpastian.
"Saya kira kalau memang itu defisitnya akan ditutup oleh SAL ya. Saya kira tidak menjadi suatu permasalahan selama memang karena posturnya itu adalah untuk mengurangi defisit," ucap Wihadi yang mengaku tak ikut dalam rapat panja tertutup hari ini.
"Jadi saya kira SAL tidak menjadi masalah kalau memang itu untuk menutup defisit, karena melihat daripada situasi global yang sekarang ini," tegasnya.
Wihadi menilai, bila pemerintah malah mencari opsi lain untuk membiayai potensi pembengkakan defisit sesuai prognosis Lapsem 2025, malah akan lebih tak elok, karena situasi pasar keuangan penuh ketidakpastian akibat kondisi ekonomi global yang penuh tekanan.
"Penerbitan utang kan memang kita ini harus melihat situasi pasar saat ini, bahwa penerbitan utang tidak bisa kita harus memperbesar terus kan. Tapi kan kalau kita memang ada SAL, kan kita bisa lakukan itu kan, itu yang saya kira bisa memberikan solusi," papar Wihadi.
Meski begitu, ia menekankan, pemerintah memang perlu meningkatkan upayanya dalam mengumpulkan penerimaan negara sesuai target pada tahun ini. Mempertimbangkan mulai membaiknya kinerja penerimaan pajak per Juni 2025.
"Kemarin kita melihat bahwa penerimaan sudah menunjukkan tren kenaikan. Nah tentunya ini nanti dengan outlook itu defisit yang sudah ditetapkan lalu pun, ya kan kalau itu bisa dikurangi dengan SAL itu akan menjadi lebih baik posturnya," tutur Wihadi.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunda Pembahasan, Pimpinan Komisi DPR Konsolidasi Pemangkasan APBN
