Internasional

'Perang Saudara' AS Makin Panas, Trump Ancam Deportasi Elon Musk

luc, CNBC Indonesia
Rabu, 02/07/2025 08:05 WIB
Foto: REUTERS/Nathan Howard

Jakarta, CNBC Indonesia - Perseteruan panas antara Presiden AS Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk kembali mencuat ke permukaan pekan ini, terkait RUU perpajakan dan belanja yang menjadi agenda utama Trump. Hal ini bahkan memicu wacana deportasi bos teknologi tersebut.

RUU ini berpotensi mengubah lanskap fiskal dan sosial negara, dengan pemangkasan besar-besaran pada program bantuan sosial, perpanjangan pemotongan pajak, peningkatan belanja militer dan imigrasi, sekaligus menambah utang nasional sebesar US$3,3 triliun atau sekitar Rp53.000 triliun.

Elon Musk, yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung dan donatur utama Partai Republik, meluncurkan serangan tajam terhadap RUU yang disebut Trump sebagai "big, beautiful bill". Melalui platform media sosial X miliknya, Musk menyebut RUU tersebut sebagai "gila" dan "perbudakan utang" sekaligus mengancam akan membentuk partai politik baru bernama America Party jika RUU itu disahkan.


"Setiap anggota Kongres yang berkampanye untuk memangkas belanja pemerintah lalu langsung mendukung peningkatan utang terbesar dalam sejarah seharusnya menundukkan kepala dalam rasa malu!" tulis Musk dalam unggahannya. "Mereka akan kalah dalam pemilihan pendahuluan tahun depan jika itu adalah hal terakhir yang saya lakukan di dunia ini."

Trump tidak tinggal diam. Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (1/7/2025), ia menyindir keras Musk dan bahkan melemparkan ancaman yang memicu kontroversi, yakni kemungkinan deportasi terhadap miliarder kelahiran Afrika Selatan tersebut.

"DOGE mungkin harus kembali dan memangsa Elon. Bukankah itu akan sangat mengerikan?" kata Trump kepada wartawan, merujuk pada Department of Government Efficiency (Doge), unit efisiensi pemerintahan yang ia bentuk dan pernah dipimpin Musk, dilansir The Guardian.

Saat ditanya apakah benar mempertimbangkan deportasi, Trump menjawab, "Saya tidak tahu, tapi kita bisa lihat." Musk membalas lewat video di X dengan menulis, "Begitu menggoda untuk eskalasi. Begitu, begitu menggoda. Tapi untuk sekarang, saya akan menahan diri."

Pernyataan Trump tidak berhenti sampai di situ. Ia juga mengancam akan mencabut berbagai subsidi pemerintah yang selama ini menopang bisnis Musk, termasuk Tesla dan SpaceX.

"Elon mungkin menerima subsidi lebih banyak dibanding manusia manapun dalam sejarah, jauh lebih banyak. Tanpa subsidi, Elon mungkin harus menutup usahanya dan pulang ke Afrika Selatan," tulis Trump di platform Truth Social. "

Tak ada lagi peluncuran roket, satelit, atau produksi mobil listrik, dan negara kita akan menghemat UANG BESAR."

Ancaman ini datang hanya beberapa bulan setelah Trump secara terbuka mendukung Tesla dengan memamerkan mobil Model S di halaman Gedung Putih dan mendorong pendukungnya membeli kendaraan listrik produksi Musk.

Ironisnya, Trump bahkan membeli sebuah Tesla pada Maret lalu.

Namun kini, posisi Trump berbalik tajam. Ia menuding Musk hanya menyerang RUU karena akan menghapus insentif pajak untuk mobil listrik.

"Elon sangat marah karena mandat EV akan dihentikan," kata Trump. "Tidak semua orang menginginkan mobil listrik. Saya tidak mau mobil listrik."

Dalam perkembangan terbaru, Senat AS meloloskan RUU tersebut dengan selisih suara tipis.

RUU ini disahkan dengan suara 51-50 di Senat, setelah Wakil Presiden JD Vance menggunakan hak suaranya untuk memecah kebuntuan. Tiga senator Partai Republik-Thom Tillis (North Carolina), Susan Collins (Maine), dan Rand Paul (Kentucky)-bergabung dengan seluruh 47 senator Demokrat untuk menolak RUU tersebut.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video Perseteruan Belum Usai, Elon Musk Sentil RUU Trump