Data Baru Ungkap Produksi Jagung Terus Turun, Awal Pertanda Buruk?

Aziza Zahwa Layla Madjid, CNBC Indonesia
01 July 2025 16:40
Produksi jagung. (dok. Bapanas)
Foto: Produksi jagung. (dok. Bapanas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan realisasi luas panen jagung pada Mei 2025 menurun dari bulan yang sama tahun lalu menjadi 170 ribu hektare dari sebelumnya 200 ribu hektare.

Tak hanya itu, potensi luas panen jagung sepanjang Juni hingga Agustus 2025 pun juga diperkirakan menurun.

"Berdasarkan hasil amatan Mei 2025, potensi luas panen jagung sepanjang Juni hingga Agustus 2025 diperkirakan mencapai 0,66 juta hektare atau mengalami penurunan sebesar 0,01 juta hektare atau 2,17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,"ujar Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini dalam dalam konferensi pers BPS, Selasa (1/7/2025).

Sebelumnya, Senin (2/6/2025), BPS juga melaporkan telah terjadi penurunan luas panen jagung pada April 2025 menurun, diiringi dengan potensi kelanjutan penurunan pada Mei-Juli 2025. Kondisi ini memicu perkiraan produksi jagung pipilan kering yang juga akan menurun sampai Juli 2025.

Terungkap, berdasarkan survei kerangka sampel area atau KSA jagung per April 2025, realisasi luas panen jagung pipilan pada April 2025 sebesar 0,23 juta hektare atau turun 19,28% dibanding April 2024.

Januari-Agustus 2025 Berpotensi Naik

Di sisi lain, total luas panen jagung Pipilan sepanjang Januari hingga Agustus 2025 diperkirakan seluas 1,90 juta hektare atau mengalami peningkatan sebesar 0,14 juta hektare atau 7,68% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perkiraan peningkatan luas panen jagung disebabkan oleh hasil dari luas panen yang tinggi pada awal tahun 2025.

Dengan mempertimbangkan luasan panen itu, BPS mencatat, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% (JPK KA 14%) diperkirakan akan mencapai 980 ribu ton atau turun 9,01% dibandingkan Mei tahun lalu.

Sementara potensi produksi JPK KA 14% sepanjang Juni hingga Agustus pun diperkirakan mencapai 3,85 juta ton atau menurun sebesar 1,98% dibandingkan periode yang sama taun lalu.

"Namun secara keseluruhan produksi JPK KA 14% Januari hingga Agustus diperkirakan mencapai 10,84 juta ton atau meningkat sebesar 8,16% dibandingkan Januari hingga Agustus 2024," ujarnya.

Penurunan ini bisa jadi tantangan bagi pemerintah optimistis tidak akan ada impor jagung pada tahun 2026 nanti.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Jenis Beras, Jagung & Gandum yang Tak Lagi RI Impor di Februari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular