Tahun 2024 Penuh Perang-Bencana Alam, Sri Mulyani: Tapi APBN RI Sehat!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
01 July 2025 13:01
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati saat bertemu dengan First Deputy Managing Director dari Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath. (Instagram @smindrawati)
Foto: Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati saat bertemu dengan First Deputy Managing Director dari Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath. (Instagram @smindrawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sangat bersyukur APBN tahun anggaran 2024 sehat dan memperoleh opini wajar tanpa pengecualian atau WTP saat kondisi perekonomian mulai carut marut akibat perang di berbagai belahan dunia hingga maraknya bencana alam pada tahun itu.

Hal ini ia ungkapkan di hadapan para anggota dewan saat menyampaikan keterangan pemerintah terhadap RUU Pertanggungjawaban APBN TA 2024 dalam sidang rapat paripurna DPR ke-21 di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

"Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Tahun Anggaran 2024 pemerintah kembali peroleh WTP atas LKPP 2024 dari BPK. BPK bahkan memberikan penilaian terbaik yang mencerminkan komitmen terhadap akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara," ungkap Sri Mulyani saat berpidato.

Sebagaimana diketahui, APBN 2024 masih mengalami defisit 2,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) terbilang sesuai dengan target sebesar 2,29% dari PDB. Defisit itu diisebabkan realisasi belanja negara sebesar Rp 3.359,8 triliun dan pendapatan negara mencapai Rp 2.850,6 triliun.

Sri Mulyani mengatakan, defisit APBN itu patut disyukuri karena pelaksanaan APBN 2024 dilakukan di tengah banyaknya tekanan ekonomi dari sisi global yang mempengaruhi stabilitas harga yang berpotensi berdampak pada APBN. Misalnya, mulai dari konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina yang tak kunjung berakhir sejak 2022.

Lalu, konflik di Timur Tengah ia sebut meningkat, ditambah dengan konflik militer fisik di laut merah yang menjadikan wilayah tersebut sebagai zona konflik maritim dan memperburuk ancaman terhadap rantai pasok global.

"Aktivitas perdagangan lewat Terusan Suez sempat turun hampir 50% pada kuartal I-2024 dan permasalahan klasik antara RRT serta Taiwan yang melibatkan pelaku besar terus mengemuka, psywar terus berlangsung, baik melalui kebijakan ekonomi maupun melalui aksi militer di sekitar perbatasan Tiongkok dan Taiwan," kata Sri Mulyani

Adapula keputusan Amerika Serikat melalui United States Trade Representative (USTR) yang mengumumkan langkah signifikan menaikkan tarif impor atas produk Tiongkok pada Mei 2024, terutama produk Electric Vehicle (EV) dari 25% menjadi 100%, baterai untuk EV dari 7,5% menjadi 25%, serta kenaikan tarif untuk bahan mineral kritis, baja, aluminium, dan panel surya.

"Disusul beberapa kali kenaikan lanjutan hingga akhir tahun 2024. Perang dagang antardua negara terbesar di dunia menjadi variabel risiko ketidakpastian yang dampaknya merembet ke seluruh dunia termasuk Indonesia," papar Sri Mulyani.

Selain konflik antarnegara, 2024 ia ingatkan juga sangat kental diwarnai oleh fenomena "Super Election Year". Pemilu dilaksanakan di lebih dari 70 negara, termasuk di sejumlah negara yang tengah terlibat dalam konflik. Hal ini tentunya berdampak pada peningkatan risiko ketidakpastian yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi, tekanan terhadap pasar keuangan, perlambatan investasi, dan terganggunya rantai pasok global.

Dampak langsung atas risiko ketidakpastian tersebut kata Sri Mulyani sebetulnya telah dirasakan Indonesia, termasuk APBN. Minyak mentah, komoditas utama yang banyak dihasilkan negara-negara di Timur Tengah, mengalami kenaikan harga hingga mencapai level US$ 91,2 per barel di awal April 2024. Melonjak tajam dibandingkan rata-rata harga sebelum konflik yang di bawah US%80 per barel

"Demikian halnya biaya logistik, meningkat signifikan akibat rute logistik yang menjadi lebih panjang dan memakan waktu lebih lama," tegas bendahara negara.

Tidak berhenti pada situasi tersebut, tantangan dampak El Nino juga masih berlanjut pada 2024. Sri Mulyani mengatakan, akibatnya harga pangan dunia terutama beras sempat melonjak. Selain disrupsi dari sisi produksi, tekanan harga diperburuk oleh proteksi ekspor komoditas pangan oleh negara-negara produsen untuk melindungi kebutuhan domestik. India, misalnya, membatasi ekspor beras, gula, dan bawang, sementara Rusia membatasi ekspor gandum, jagung, barley, dan minyak bunga matahari.

Situasi global yang menantang dan El Nino saat itu masih berlanjut berdampak pada perekonomian domestik di paruh pertama tahun 2024. Pada saat yang sama, Indonesia juga melaksanakan Pemilu, dari Pemilihan Presiden hingga Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Daerah level Kabupatan/Kota.

"Dampak El Nino sangat dirasakan di dalam negeri, terutama pada sektor pangan. Akibat El Nino, inflasi volatile food menyentuh 10,3% (yoy), mendorong headline inflation ke level 3,1% (yoy) pada bulan Maret tahun 2024," ucap Sri Mulyani.

Beras kala itu pun, dia ingatkan menjadi penyumbang terbesar inflasi pangan. Untuk mengatasinya, Pemerintah bekerja keras melalui Bulog dengan menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar dan retail modern.

Pemerintah juga mempercepat impor beras dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan untuk menambah stok nasional. Program bantuan sosial pangan (beras 10 kg) yang diberikan di akhir tahun 2023 untuk menopang daya beli masyarakat rentan akibat lonjakan harga pangan tetap dilanjutkan.

Berbagai gejolak global juga Sri Mulyani sebut telah memicu tekanan pasar keuangan domestik. Pada bulan Juni 2024, nilai tukar Rupiah terdepresiasi tajam dari rata-rata di bawah Rp16.000 per USD pada awal tahun ke Rp16.486 per dolar AS, merupakan titik terlemah di tahun tersebut. Indeks harga saham gabungan turun dari kisaran 7.300 di awal 2024 hingga ke titik terendah tahun 2024 di 6.726,9 pada 19 Juni.

"Dengan latar belakang situasi tersebut, kita patut bersyukur karena perekonomian Indonesia menuju akhir tahun 2024 berangsur pulih, dari situasi berat di paruh pertama tahun 2024," ucap Sri Mulyani.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Bawa Kabar Baik, Setoran Pajak Berbalik Positif di Maret

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular