
Batal Hengkang, Perusahaan Rusia Ini Dikabarkan Tetap Investasi di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan bahwa perusahaan migas asal Rusia, Zarubezhneft, akan tetap melanjutkan investasinya di Blok Tuna, Laut Natuna Utara.
Kepastian ini muncul di tengah kabar perusahaan tersebut berencana mundur dari proyek Blok Tuna, terutama setelah Eropa mengenakan sanksi pada Rusia.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan bahwa saat ini Zarubezhneft masih berdiskusi dengan operator Blok Tuna, Harbour Energy, terkait kelanjutan proyek tersebut.
Sementara, saat disinggung apakah Harbour Energy akan benar-benar keluar dari proyek Blok Tuna, Djoko mengatakan bahwa hal itu masih dalam proses finalisasi.
"Sedang difinalisasi. Rusia pengen tetap di sini, Harbour lagi evaluasi lah untuk di-farm out (keluar)," kata Djoko di Gedung DPR RI, dikutip Selasa (1/7/2025).
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan proses pencarian operator pengganti Zarubezhneft di Blok Tuna yang berada di Laut Natuna Utara, sebelah perbatasan Indonesia-Vietnam masih berlangsung.
Koordinator Pokja Pengembangan WK Migas Konvensional Maruf Affandi mengatakan saat ini operator Blok Tuna yakni Harbour Energy masih dalam proses pencarian partner melalui pembukaan data room di Blok Tuna. Adapun dari proses tersebut diketahui banyak para calon mitra yang tertarik masuk menggantikan Zarubezhneft.
"Proses ini terus berjalan. Kami update beberapa calon mitra yang mau masuk baik dari lokal maksud kami dari perusahaan Indonesia atau luar negeri," kata dia dalam Konferensi Pers, Selasa (16/1/2024).
Ia pun berharap proses peralihan hak partisipasi Zarubezhneft di Blok Tuna dapat segera tuntas pada pertengahan tahun ini. Dengan demikian, wilayah kerja yang mengandung gas tersebut dapat segera berproduksi.
"Berharap di mid years bisa ditunjuk pengganti perusahaan Rusia tersebut," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Blok Tuna sendiri dikelola oleh perusahaan asal Inggris Harbour Energy melalui Premier Oil Tuna B.V. Sementara Zarubezhneft sendiri merupakan perusahaan migas milik Pemerintah Rusia yang memegang hak partisipasi sebesar 50% di Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Industri Migas Masih Jadi Pemain Utama Sokong Ekonomi RI, Ini Buktinya
