Profil Zohran Mamdani, Calon Kuat Wali Kota Muslim Pertama New York
Jakarta, CNBC Indonesia - Zohran Mamdani, seorang Muslim berusia 33 tahun keturunan Asia Selatan, mengejutkan dunia politik Amerika Serikat setelah mengalahkan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk kursi Wali Kota New York City.
Jika Mamdani menang dalam pemilu umum November mendatang, ia akan mencetak sejarah sebagai Muslim dan keturunan India pertama yang memimpin kota terbesar di Amerika Serikat.
Dilansir Al Jazeera. dalam sistem pemilihan ranked-choice yang digunakan pada pemilu pendahuluan 24 Juni lalu, Mamdani unggul dalam putaran pertama dengan 43,5% suara, disusul Cuomo dengan 36,4%.
Meskipun belum mencapai ambang batas 50%, Mamdani memperoleh banyak suara tambahan dari kandidat progresif lain seperti Brad Lander dan kelompok pemilih muda di putaran redistribusi suara.
"Semua terasa mustahil sampai semuanya selesai. Teman-teman, ini sudah selesai. Dan kalianlah yang melakukannya. Saya merasa terhormat menjadi calon Wali Kota New York dari Partai Demokrat," tulis Mamdani di akun X pada Rabu (25/6/2025), mengutip perkataan Nelson Mandela.
Andrew Cuomo yang pernah menjabat sebagai Gubernur New York dan dikenal luas di panggung politik negara bagian itu, mengakui kekalahannya.
"Malam ini adalah milik anggota dewan Mamdani. Ia menjalankan kampanye luar biasa yang menyentuh dan menginspirasi generasi muda. Ia layak mendapatkan kemenangan ini," ujar Cuomo di hadapan pendukungnya di Manhattan.
Kemenangan Mengejutkan
Meskipun gelombang dukungan terhadap Mamdani meningkat menjelang hari pemungutan suara, sebagian besar jajak pendapat memprediksi Cuomo akan keluar sebagai pemenang.
Survei Marist enam hari sebelum pemilu menunjukkan Cuomo unggul dengan 38% suara pertama, sementara Mamdani hanya 27%. Bahkan, simulasi sistem ranked-choice memperkirakan Cuomo akan menang dengan 55 persen.
Namun, kampanye akar rumput Mamdani yang digerakkan oleh lebih dari 22.000 relawan, sumbangan kecil, serta mobilisasi pemilih muda dan kelas pekerja-terutama di wilayah Queens, Brooklyn, dan Manhattan-mengubah segalanya.
Kontras dengan kampanye mahal Cuomo yang didukung iklan besar-besaran dan jaringan politik lama, strategi Mamdani yang berbasis komunitas berhasil menembus batas perkiraan.
Siapa Zohran Mamdani?
Zohran Kwame Mamdani adalah putra dari akademisi asal Uganda Mahmood Mamdani dan sutradara India ternama Mira Nair. Lahir di Kampala, Uganda, Mamdani pindah ke New York saat berusia tujuh tahun dan menempuh pendidikan di Bowdoin College, Maine.
Sebelum terjun ke politik, ia bekerja sebagai penasihat perumahan untuk membantu warga berpenghasilan rendah mencegah penggusuran.
Ia terpilih sebagai anggota dewan Negara Bagian New York pada 2020 dari Distrik 36 yang mencakup Astoria, Queens. Awal tahun ini, Mamdani menikahi Rama Duwaji, seorang seniman keturunan Suriah yang tinggal di Brooklyn.
Mamdani dikenal sebagai salah satu politisi AS paling vokal dalam mengkritik perang Israel di Gaza. Dalam unggahannya pada 31 Oktober 2024, ia menyebut, "Israel sedang melakukan genosida."
Ia juga secara terbuka mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS), yang ia kaitkan dengan prinsip politik tanpa kekerasan.
Dalam wawancara Desember 2024 bersama Mehdi Hasan, ia bahkan menyatakan, "Sebagai wali kota, saya akan menangkap Netanyahu jika ia datang ke New York." Pernyataan tersebut memicu kontroversi, namun memperkuat dukungan dari pemilih muda dan komunitas progresif.
Ketika ditanya tentang slogan "Globalize the Intifada" yang dianggap ofensif oleh sebagian kalangan Yahudi, Mamdani membalas di podcast The Bulwark bahwa frasa tersebut "bukan ajakan kekerasan, melainkan seruan solidaritas global terhadap kaum tertindas."
Ia juga menegaskan bahwa kritiknya ditujukan pada kebijakan pemerintah Israel dan AS, bukan pada komunitas Yahudi.
Tuduhan anti-Semitisme dari kubu Cuomo juga dibalas dengan tegas. "Tak ada tempat bagi anti-Semitisme di kota ini ataupun negara ini," katanya pada Juni 2025, sembari menyoroti ancaman Islamofobia yang ia terima selama kampanye.
Adapun kampanye Mamdani berfokus pada agenda progresif yang berani, mencakup transportasi gratis, perumahan sosial, keadilan pangan, makan gratis di kampus, pendidikan anak usia dini universal, serta pengasuhan anak gratis, reformasi pajak seperti pajak korporasi naik dari 7,25% ke 11,5%, dan tambahan 2% untuk individu dengan penghasilan di atas $1 juta per tahun.
Pemilu umum untuk jabatan Wali Kota New York akan digelar pada 4 November 2025. Mamdani akan menghadapi kandidat Partai Republik Curtis Sliwa, yang sebelumnya kalah dari Eric Adams pada 2021.
Dengan jumlah pemilih Demokrat di New York City yang enam kali lebih banyak dibandingkan pemilih Republik, Mamdani diyakini sebagai kandidat unggulan kuat untuk merebut kursi wali kota.
Jika terpilih, ia akan menjadi simbol perubahan generasi, representasi keberagaman, dan kebangkitan politik progresif di jantung kota metropolitan terbesar AS.
(luc/luc)