Biaya Terbang Jakarta-Bali Meledak Jadi Rp269 Juta, Ini Penyebabnya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
22 May 2025 14:30
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Wamildan Tsani Panjaitan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (22/5/2025). (Tangkapan Layar Youtube/DPR RI)
Foto: Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Wamildan Tsani Panjaitan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (22/5/2025). (Tangkapan Layar Youtube/DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan mengeluhkan kenaikan komponen biaya yang terus mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya, biaya untuk melakukan satu kali penerbangan pun kini sudah melonjak  Sementara, harga tiket pesawat yang dibayarkan masyarakat tidak naik karena tarif batas atas (TBA) belum juga berubah.

"Tantangan yang dihadapi yang pertama adalah sejak perumusan tarif batas atas terakhir pada tahun 2019. Struktur biaya maskapai telah mengalami perubahan secara signifikan, terutama terkait dengan peningkatan harga avtur dan juga adanya biaya maintenance," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan Komisi V DPR, Kamis (22/5/2025).

Selain itu tantangan yang kedua ialah adanya perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar, di mana terjadi perubahan yang signifikan sejak tahun 2019. Saat itu kurs  bernilai Rp13.000-an per dolar AS, namun saat ini sudah di atas Rp16.000-an.

"Kemudian yang ketiga, margin yang sangat ketat di maskapai. Ini tentunya memberikan beban yang sangat berat kepada maskapai penerbangan, karena dengan penurunan plot factor atau jumlah penumpang 3-5 persen, ini sangat mempengaruhi margin dari profit dari maskapai," kata Wamildan.

Sebagai contoh sudah ada kenaikan biaya penerbangan domestik antara saat ini dan beberapa tahun silam. Sebagai contoh ada kenaikan biaya dari rute Cengkareng-Denpasar yang terjadi jika dibandingkan dari tahun 2019.

"Jadi biaya penerbangan di tahun 2019 itu sebesar Rp194.000.000 satu kali penerbangan. Di sini dapat kita lihat adanya peningkatan sebesar Rp31.000.000 dari sisi MRO atau maintenance repair overhaul, dari sisi harga fuel juga meningkat," kata Wamildan.

Meski tarif sewa pesawat ini bisa dinegosiasikan karena Garuda Indonesia melewati proses restrukturisasi, namun ada pertumbuhan upah minimum 35 persen sejak tahun 2019.

"Kemudian ada peningkatan juga provider dari marketing dan ticketing. Ada juga interest cost, sehingga total kenaikan biaya menjadi Rp269.000.000 atau terdapat kenaikan 38 persen," ujar Wamildan.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Sulap Minyak Jelantah Jadi Avtur, Begini Respon Bos Garuda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular