Pengusaha Properti Buka-bukaan, Warga RI Tak Cuma Butuh PPN DTP

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
07 May 2025 18:40
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas penyerahan rumah tapak dan satuan rumah susun yang Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk tahun anggaran 2025. Namun kalangan broker menilai kebijakan ini tidak berpengaruh signifikan pada penjualan karena masyarakat sudah terbiasa mendapatkan insentif ini.

Meski begitu, perpanjangan PPNDTP diakui jadi opsi satu-satunya untuk mencegah perlambatan di sektor properti nasional. Jika insentif itu dihapus, otomatis harga beli rumah akan langsung naik.

"Menurut saya lanjut pun dampaknya sudah tidak (signifikan), (tapi) kalau nggak lanjut itu buat riak yang nggak perlu. Insentif PPN kan sudah jalan 2 tahun lebih, sebenarnya, nggak ada chance juga karena orang udah biasa," kata Dewan Kehormatan Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Darmadi Darmawangsa dalam halal bihalal Arebi di Jakarta, Rabu (7/5/2015).

"PPNDTP, nggak ada jalan selain diperpanjang. Karena kalau nggak diperpanjang riaknya negatif. Itu bisa jadi isu bagi broker," sambungnya.

Selain insentif PPN, upaya untuk menggerakkan properti bisa dari insentif pajak atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan (BPHTB). Pemerintah mengklaim sudah memberikan insentif ini, tapi belum semua menerapkan.

"Kita ada program lagi yang kita rasa yang belum disentuh oleh pemerintah, itu mengenai BPHTB. Jadi BPHTB itu kita berharap itu dapat katakan seperti subsidi atau diskon dari pemerintah, free BPHTB khusus untuk pemilik rumah pertama nih, untuk rumah yang primary," kata Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Clement Francis di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Sedangkan untuk secondary house, broker juga berharap ada diskon sejenis yakni diskon 50% bahkan dipotong 100%. Di mana nilai BPHTB sekarang 5% bisa jadi 0% untuk pemilik rumah pertama, atau secondary bisa jadi 2,5%.

"Diskon lah, kalau yang secondary diskon ya. Syukur-syukur kalau bisa free juga untuk pemilik rumah pertama, karena orang pemilik rumah pertama belum tentu dia beli rumah primary, bisa juga dia beli rumah secondary," sebut Clement.

Namun hal itu perlu mendapat persetujuan kepala daerah, bukan hanya pemerintah pusat.

"Kita tahu bahwa ini ranahnya bukan di Dirjen Keuangan, bukan Dirjen Pajak, tapi ini ranahnya masing-masing kepala daerah, which is gubernur. Jadi ini kita ranahnya beda lagi, domainnya beda lagi, Kementerian Dalam Negeri yang membawahi para gubernur. Jadi kebijakannya agak beda memang," sebutnya.

Adanya insentif BPHTB untuk rumah bisa membuat harga rumah diskon misalnya untuk rumah subsidi sebesar 4-6 juta. Bahkan untuk rumah miliaran diskonnya bisa puluhan juta. Alhasil industri turunan yang menjadi rantai pasok bisa ikut bergerak.

"Untuk menggerakkan transaksi properti. Yang kita tahu bahwa properti kan men-generate banyak usaha-usaha lainnya, 174 usaha atau bidangnya di rantai pasok itu bisa menggerakkan perekonomian kita," ujar Clement.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Bakal Diskon PPN, BBG & BPHTB Rumah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular