
Potret Pakistan Terancam 'Kiamat' Kala 2 Kekuatan Nuklir Asia Bentrok
India untuk pertama kalinya mengguhkan Perjanjian Perairan Indus tahun 1960 yang menjamin air untuk 80% pertanian Pakistan.

India pada Rabu (23/4/2025) lalu untuk pertama kalinya mengguhkan Perjanjian Perairan Indus tahun 1960 yang dimediasi oleh Bank Dunia yang menjamin air untuk 80% pertanian Pakistan. (REUTERS/Yasir Rajput)

Dua pejabat pemerintah India, yang menolak disebutkan namanya saat membahas topik sensitif, mengatakan negara itu dapat mulai mengalihkan air untuk pertaniannya sendiri dalam beberapa bulan, menggunakan kanal sambil merencanakan bendungan hidroelektrik yang dapat memakan waktu empat hingga tujuh tahun untuk diselesaikan. (REUTERS/Yasir Rajput)

"Jika mereka menghentikan air, semua ini akan berubah menjadi gurun Thar, seluruh negeri. Masalah utamanya adalah air. Tidak ada yang mungkin terjadi tanpa air," kata Thakhur, 40 tahun, sebelum kembali ke sungai untuk mengisi ulang tangki untuk pistol semprot. (REUTERS/Yasir Rajput)

Segera, India akan berhenti berbagi data seperti aliran hidrologi di berbagai lokasi sungai yang mengalir melalui India, menahan peringatan banjir, dan melewatkan pertemuan tahunan di bawah Komisi Indus Permanen yang dipimpin oleh satu pejabat masing-masing dari kedua negara, kata Kushvinder Vohra, kepala Komisi Air Pusat India yang baru saja pensiun. (REUTERS/Stringer)

Nadeem Shah, yang memiliki lahan pertanian seluas 150 hektar di Sindh tempat ia menanam kapas, tebu, gandum, dan sayuran, dengan mempekerjakan 50 orang, mengatakan ia juga khawatir tentang air minum. (REUTERS/Yasir Rajput)

Ghasharib Shaokat dari Pakistan Agriculture Research, sebuah firma penelitian di Karachi, mengatakan tindakan India menyuntikkan ketidakpastian "ke dalam sistem yang tidak pernah dirancang untuk ketidakpastian." (REUTERS/Yasir Rajput)