Prabowo: Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
20 March 2025 13:12
Presiden Prabowo Subianto saat acara peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang pada Kamis (20/3/2025). (YouTube/Grand Batang City)
Foto: Presiden Prabowo Subianto saat acara peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang pada Kamis (20/3/2025). (YouTube/Grand Batang City)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto memastikan fundamental ekonomi Indonesia akan semakin kuat ke depan, dengan berbagai proyek penciptaan lapangan kerja, investasi, hingga industrialisasi melalui pembangunan 38 kawasan ekonomi khusus (KEK) atau 1 KEK di tiap provinsi.

"Itu yang kita ingin ke arah sana, sehingga saya kira nanti kita lihat semakin ke depan semakin baik, semakin kuat, fundamental ekonomi kita kuat," kata Prabowo seusai meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Jawa Tengah, Kamis (20/3/2025).

Prabowo mengatakan, guncangan ekonomi yang terjadi beberapa hari, meski tidak menunjuk secara khusus kondisi guncangan yang dimaksud, seluruhnya disebabkan oleh faktor eksternal.

Ia bilang, berbagai tekanan ekonomi yang terjadi beberapa waktu terakhir lebih disebabkan guncangan-guncangan di level global. Namun, ia menekankan, di dalam sendiri ekonomi Indonesia kuat karena fundamentalnya yang terjaga.

"Jadi kalau di sana-sini ada guncangan, itu guncangan dunia, tapi kita kuat, fundamental kita kuat," tuturnya.

Ia pun memastikan, kuatnya fundamental ekonomi Indonesia saat ini juga tercermin dari rendahnya harga-harga barang menjelang momen musiman, seperti Lebaran 2025.

"Alhamdulillah saya lihat kurang seminggu Lebaran, saya kira harga-harga pangan, sembako, terkendali, ya kita sudah rencanakan yang baik mudah-mudahan mudiknya berjalan baik," tegas Prabowo.

Sebagai informasi, Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (18/3/2025) yang membuat perdagangan dibekukan sementara menjadi sorotan media asing. Mereka menyoroti fenomena yang akhirnya membawa pasar saham RI itu akhirnya menghentikan perdagangan, termasuk soal permasalahan fundamental ekonomi Indonesia.

Manajer Portofolio di Timefolio Asset Management, Nigel Peh, menyebutkan ada kekhawatiran besar dari investor terkait lemahnya daya beli sebelum libur Idul Fitri. Ia mencatat adanya pengeluaran rumah tangga yang lebih rendah dan angka deflasi yang membebani sentimen pasar.

"Ada kekhawatiran tentang perusahaan konsumen dan penjualan yang lemah menjelang liburan Idul Fitri, dengan banyak penduduk setempat mengurangi pengeluaran diskresioner," ujarnya.

Lebih lanjut, CNBC TV menyebut aksi jual pada hari Selasa mempercepat penurunan saham-saham Indonesia, memperkuat posisi mereka sebagai salah satu yang berkinerja terburuk di dunia tahun ini. Dolar yang lebih kuat dan meningkatnya ketegangan perdagangan telah memicu eksodus investor.

"Semua mata kini tertuju pada keputusan suku bunga Bank Indonesia pada hari Rabu, karena investor menunggu potensi intervensi untuk menstabilkan mata uang dan mendorong pertumbuhan," tambah laporan itu.

Berita serupa juga dilaporkan media ekonomi asal Inggris, Finimize Business. Media itu menyoroti bagaimana sebenarnya kekhawatiran investor terkait kondisi fiskal Indonesia telah melemah sejak Februari lalu.

"Hingga 28 Februari, saham Indonesia telah memasuki wilayah pasar melemah, jatuh lebih dari 20% dari rekor tertingginya pada bulan September," lapor media itu.

"Penurunan pasar mungkin lebih disebabkan oleh likuidasi pedagang margin dan pelonggaran posisi daripada kelemahan ekonomi fundamental. Sementara itu, kekhawatiran deflasi terus membayangi prospek pertumbuhan konsumsi," tambahnya.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Benar, Hilirisasi Tak Mungkin Hanya di Tambang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular