Internasional

Bye Perang Rusia-Ukraina: Trump Makin Cinta Putin, Zelensky Merana

sef, CNBC Indonesia
20 March 2025 08:00
Foto Kolase Presiden Rusia, Vladimir Putin, Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (AP Photo)
Foto: Foto Kolase Presiden Rusia, Vladimir Putin, Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina membuat sejumlah fakta baru Rabu-Kamis (20/3/2025). Meski Rusia disebut menolak proposal gencatan senjata secara utuh, yang diinisiasi Amerika Serikat (AS), Moskow setuju menghentikan sementara serangan ke fasilitas energi Kyiv selama 30 hari.

Meski demikian, serangkaian serangan tetap dilakukan Rusia. Setelah pembicaraan telepon dengan Presiden AS Donald Trump misalnya, pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan menyerang sejumlah infrastruktur sipil di Ukraina.

Ledakan terdengar dan sirene serangan udara meraung di Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahkan menyebut salah satunya rumah sakit di wilayah Sumy.

"Serangan malam hari seperti inilah yang dilakukan Rusia yang menghancurkan sektor energi kita, infrastruktur kita, dan kehidupan normal warga Ukraina," tambahnya.

"Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan gencatan senjata penuh."

Lalu apa saja update terbaru? Berikut rangkuman CNBC Indonesia dari sejumlah sumber.

1.Trump Makin Cinta Putin

Trump sepertinya makin "mencintai" Putin. Dalam laporan terbaru laman Rusia, RT, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut kedua pemimpin kini di level "saling percaya".

"Saya dapat mengatakan dengan keyakinan tinggi bahwa Presiden Putin dan Trump saling memahami dengan baik, saling percaya, dan bermaksud untuk melangkah selangkah demi selangkah di sepanjang jalur normalisasi hubungan Rusia-AS," katanya ke wartawan Rabu waktu setempat.

"Baik hari ini maupun besok, akan ada pengaturan tambahan mengenai tanggal konkret untuk kontak berikutnya serta susunan [delegasi]," tambahnya.

Menurutnya kedua pemimpin berkomitmen mengembalikan hubungan AS dan Rusia ke jalan yang benar. Disinggung pula bagaimana pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Joe Biden, disebut menciptakan "kerusakan".

"Keinginan kuat kedua presiden memberikan dasar untuk optimisme," kata pejabat itu lagi.

2.Pembicaraan Baru Gencatan Senjata di Arab

Sementara itu, Pembicaraan tentang gencatan senjata dalam perang Rusia dengan Ukraina akan dilanjutkan pada hari Minggu di kota Jeddah, Arab Saudi. Hal ini ditegaskan utusan khusus Presiden AS Donald Trump Steve Witkoff.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News beberapa jam setelah Trump melakukan panggilan telepon yang panjang dengan Putin, Witkoff mengatakan pembicaraan tentang kesepakatan gencatan senjata akan dimulai pada hari Minggu di Jeddah. Witkoff mengatakan delegasi AS di Arab Saudi akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, tetapi tidak menyebutkan dengan siapa mereka akan mengadakan pembicaraan.

"Saya pikir kedua hal itu sekarang disetujui oleh Rusia. Saya tentu berharap Ukraina akan menyetujuinya," katanya mengacu ke gencatan senjata pada infrastruktur dan target energi di Laut Hitam.

Ukraina pada hari Rabu menuduh Rusia secara efektif menolak usulan gencatan senjata yang didukung AS, melaporkan serangkaian serangan terhadap infrastruktur sipil beberapa jam setelah Moskow setuju untuk menghentikan serangan pada jaringan energi. Washington telah mendorong gencatan senjata penuh selama 30 hari sebagai langkah pertama menuju penyelesaian yang lebih luas atas perang yang telah berlangsung selama tiga tahun.

3.Depot Minyak Rusia Terbakar Diserang Drone

Pejabat Rusia melaporkan bagaimana kebakaran terjadi di depot minyak di Barat Rusia. Ini terjadi akibat serangan pesawat tanpa awak, yang dikatakan berasal dari Ukraina, namun berhasil ditangkis Rusia dan menyisakan puing-puing yang mengenai depot.

"Kebakaran terjadi di depot minyak yang terletak di dekat desa akibat puing-puing yang berjatuhan," kata layanan darurat di wilayah administratif Krasnodar Krai dalam sebuah pernyataan.

"Serangan pesawat nirawak Kyiv telah berhasil ditangkis," klaimnya.

4.China Buka Suara Upaya Gencatan Senjata Rusia-Ukraina

China buka suara terkait upaya gencatan senjata Rusia-Ukraina oleh Trump. Mereka menyambut baik langkah itu.

"Pihak Tiongkok telah menganjurkan penyelesaian krisis melalui dialog dan negosiasi sejak awal. Kami menyambut baik semua upaya menuju gencatan senjata dan menganggapnya sebagai langkah yang diperlukan untuk mencapai perdamaian," kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning.

5.Rusia Ancaman Seluruh Eropa

Rusia disebut kini menjadi ancaman untuk seluruh Eropa. Ini dikatakan Kepala UE Antonio Costa, menjelang pertemuan puncak para pemimpin pada hari Kamis ini.

"Tentu saja, tetangga Rusia paling khawatir dengan Rusia, itu tidak perlu dikatakan lagi," kata Costa dalam sebuah wawancara, dimuat AFP.

"Tetapi yang penting adalah agar semua orang memahami bahwa ini adalah ancaman kolektif," tambahnya.

Sebagai kepala Dewan yang mewakili negara-negara anggota UE, Costa yang berusia 63 tahun bertugas untuk menciptakan persatuan, baik dalam persenjataan kembali Eropa maupun hubungan transatlantik, antara 27 negara dengan sejarah dan tujuan yang sering kali berbeda. Di Brussels minggu ini, pembicaraan para pemimpin sekali lagi akan didominasi oleh cara mendukung Ukraina dan memperkuat pertahanan Eropa.

"Di bawah kepemimpinan Prancis dan Inggris, kami bersiap untuk mengambil bagian dalam langkah-langkah keamanan yang mungkin dilakukan untuk menjaga perdamaian, jika dan ketika itu terjadi," katanya.

6.AS Klaim Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Tercipta dalam Beberapa Minggu

Utusan AS Steve Witkoff mengatakan diskusi teknis tentang kemungkinan kesepakatan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang berlangsung di Arab Saudi, akan membuat gencatan senjata total terjadi beberapa minggu lagi. Ia mengatakan semua pihak sudah berkomitmen.

"Mereka sepakat tentang jalur menuju beberapa kondisi gencatan senjata... dan gencatan senjata penuh yang akan dinegosiasikan selama beberapa hari mendatang. Saya benar-benar berpikir dalam beberapa minggu kami akan mencapainya," katanya dalam wawancara dengan Bloomberg yang dimuat AFP.

7.Warga Ukraina Kecewa

Perlu diketahui warga Ukraina juga skeptis dengan pembicaraan Rusi dan AS. Gencatan senjata energi bukan total hanya menguntungkan Rusia.

"Saya pikir tidak akan pernah ada gencatan senjata dari Rusia, karena ini adalah negara yang telah berperang sepanjang keberadaannya. Mungkin sudah menjadi DNA mereka untuk berperang melawan suatu negara," kata tentara berusia 33 tahun bernama Oleg.

"Ini menguntungkan Putin... dia tidak ingin depot minyaknya dibom karena tangki-tangkinya perlu diisi ulang bahan bakarnya," tambah warga lain bernama Roman.

Di ibu kota Kyiv, dilaporkan bagaimana warga sipil juga tak percata Putin. Rusia, disebut, telah berulang kali melanggar perjanjian.

"Saya sama sekali tidak percaya pada Putin, tidak sepatah kata pun yang diucapkannya," kata Lev Sholudko, seorang warga Kyiv.

"Anda sama sekali tidak dapat mempercayai Putin karena Rusia telah berulang kali menunjukkan bahwa mereka tidak mematuhi perjanjian apa pun," ujarnya.

"Itu tidak dapat diterima bagi kami," jawab Karyna, seorang wanita berusia 25 tahun yang mengatakan bahwa dia yakin Rusia "akan mempersiapkan sesuatu dan kami harus siap untuk itu."

"Kita perlu terus-menerus bersenjata, terus-menerus waspada, karena kita telah membela negara kita selama tiga tahun, dan kita tidak bisa menyerah begitu saja, atau memercayai siapa pun," kata perempuan bernama Veronika Zilnova, 27 tahun, sambil menangis memikirkan tentara yang gugur.

8.Zelensky Makin Merana



Posisi pemerintah Zelensky kini makin merana. Ia terus mendesak sekutu untuk meningkatkan dukungan mereka untuk Ukraina, setelah pemimpin Rusia Vladimir Putin menuntut agar Barat menghentikan dukungan militer dan intelijen mereka.

"Saya tidak percaya bahwa kita harus membuat konsesi apa pun dalam hal bantuan untuk Ukraina, tetapi sebaliknya harus ada peningkatan bantuan untuk Ukraina," kata Zelensky dalam konferensi pers dengan mitranya dari Finlandia Alexander Stubb.

Ia pun meminta AS memantau langsung gencatan senjata ke infrastruktur energi Ukraina yang disetujui Moskow. Ia meminta AS menjadi entitas pengendali utama.

Diketahui ia juga sempat melakukan hubungan telepon dengan Trump Kamis dini hari. Belum diketahui jelas isi pembicaraan keduanya kecuali nuklir Ukraina yangd iminta Trump diserahkan ke AS.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Good Bye Perang Rusia-Ukraina, Trump Resmi Nego Damai Putin-Zelensky

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular