Swasembada Energi RI

Tantangan Swasembada Energi RI: Impor BBM & LPG!

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
Selasa, 18/02/2025 16:15 WIB
Foto: Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi, Purnomo Yusgiantoro memberi sambutan secara virtual di acara Special Dialog Swasembada Energi, di Hotel Four Season Jakarta, Selasa (18/2/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi Purnomo Yusgiantoro membeberkan tantangan mengenai swasembada energi. Di mana, saat ini Indonesia masih diganjal oleh masalah impor, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) dan juga Liquefied Petroleum Gas (LPG).

"Mengenai ketahanan energi yang paling perlu dilakukan supaya bisa menjadi swasembada adalah mengurangi impor BBM," terang Purnomo acara Special Dialogue Swasembada Energi CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Dia mencatat, saat ini konsumsi minyak di Indonesia menyentuh hingga 1,6 juta barel per hari. Sementara produksinya hanya mencapai 600 ribu barel per hari. "Kita harus attack dulu," jelas Purnomo.


Adapun cara untuk mengurangi impor BBM diantaranya adalah mengkonversi BBM. Saat ini Indonesia juga sudah menjalankan konversi BBM solar dengan mencapur BBM dengan minyak sawit 40% atau biodiesel 40 (B40). "Impor kita sudah berkurang," tegas Purnomo.

Sementara itu, untuk mengurangi impor LPG, pemerintah akan mencoba gasifikasi batu bara atau hilirisasi batu bara menjadi Dymetil Ether (DME). "Ini bisa mengurangi impor. Dengan demikian ketahanan nasional akan meningkat," pungkas Purnomo.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Proyek Baterai Diresmikan, Prabowo Yakin RI Mandiri Energi