Kondominium di Jakarta Kurang Laku, Proyek Baru Banyak Ditunda
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kondominium belum mengalami pergerakan secara signifikan meski mendapat insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP). Dari riset Knight Frank Indonesia padahal di tahun 2024, sebanyak 17% dari pasokan kondominium di Jakarta memberlakukan kebijakan PPNDTP.
"Kondisi transaksi pasar kondominium di 2H24 yang cenderung masih lemah menyebabkan kondisi stagnan harus berlanjut. Tantangan juga tercermin dari penurunan jumlah stok kondominium baru," kata Country Head dari Knight Frank Indonesia Willson Kalip dalam keterangannya Selasa (18/2/2025).
Pelemahan pasar juga tercermin dari 31% proyek kondominium baru yang menunda pembangunannya. Hal ini dilakukan karena pengembang menilai kondisi pasar kondominium belum cukup stabil.
Meski demikian, akhir tahun 2024 ditandai dengan 6.538 unit baru dari 11 proyek yang masuk pasar, jumlah yang terbilang cukup besar jika dibandingkan dengan unit baru yang masuk pasar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan kondominium tertinggi terjadi di segmen middle yakni 67% dari total penjualan. Secara umum, rata-rata harga jual pada unit baru menguat 6,9% (yoy). Rerata penjualan stok hanya di angka 55%, di tengah 5.406 unit yang tengah dipasarkan saat ini.
Di tengah tantangan yang terus berlanjut, terdapat tren permintaan yang positif pada kondominium yang berada di sekitar lokasi transit/ TOD, yang memiliki peningkatan penjualan 3%-7% lebih tinggi dari kondominium pada umumnya (yoy). Diikuti dengan pertumbuhan harga yang positif dari tahun sebelumnya.
"Sebagai prime mover, sektor residensial di perkotaan diprediksi akan terus tumbuh mengisi wilayah yang aksesibel terhadap infrastruktur transportasi berbasis rel," kata Willson Kalip.
(dce)