Anggaran Geologi RI Kena Pangkas, Pos Pengamatan Gunung Api Terdampak?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
13 February 2025 14:25
Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung Mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara pada Rabu (30/10/2024). (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)
Foto: Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung Mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara pada Rabu (30/10/2024). (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara perihal pemangkasan anggaran pagu 2025 Kementerian ESDM khususnya untuk Badan Geologi yang turut berkontribusi dalam pemantauan gunung api aktif di Indonesia.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung menyebutkan, imbas dari pemangkasan anggaran tersebut, Badan Geologi hanya mendapatkan anggaran sebesar Rp 295,2 miliar dari anggaran awal 2025 sebesar Rp 488,9 miliar.

Tuliot menyebutkan pihaknya akan terus melakukan kegiatan pada Badan Geologi yang bersifat rutin agar tidak terdampak dari pemangkasan anggaran, termasuk untuk pos pengamatan gunung api di Indonesia.

"Ya mungkin dengan adanya kegiatan-kegiatan yang sudah kita laksanakan selama ini, ya sifatnya rutinitas itu bisa dilakukan," jawab Yuliot saat ditanya imbas dari pemangkasan anggaran pada Badan Geologi, ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (13/2/2025).

Dia menyebutkan pihaknya akan melakukan assessment internal perihal imbas dari pemangkasan anggaran di seluruh sektor Kementerian ESDM.

"Nanti kita lagi assessment internal," tandasnya.

Di lain sisi, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid menyebutkan pihaknya menilai memang perlu adanya penyesuaian kegiatan yang dilakukan oleh Badan Geologi.

Wafid menegaskan, pihaknya akan tetap memaksimalkan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kebencanaan, termasuk pada pos pengamatan gunung api dalam negeri.

"Kita sesuaikan dan memberi prioritas kepada pelayanan yang maksimal khususnya kebencanaan," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Kamis (13/2/2025).

Meski harus menyesuaikan anggaran yang ada saat ini, Wafid menyebutkan pihaknya akan tetap mengoptimalkan kajian dan kegiatan lapangan untuk bisa tetap bisa dilakukan meskipun anggaran terbatas.

"Tapi selama kita masih bisa dilakukan kajian untuk menghasilkan output itu bisa kita lakukan di kantor, tapi yang tidak bisa digantikan seperti kegiatan lapangan tetap kita optimalkan untuk pemanfaatan anggaran yang sah disediakan," tandasnya.

Asal tahu saja, pagu Kementerian ESDM tahun 2025 dipangkas menjadi Rp 2,25 triliun dari sebelumnya Rp 3,9 triliun. Berikut daftarnya:

  • Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM mengalami efisiensi sebesar Rp 97,75 miliar menjadi Rp 238,37 miliar.
  • Inspektorat Jenderal mengalami efisiensi sebesar Rp 23,53 miliar menjadi Rp 71,83 miliar.
  • Ditjen Minyak dan Gas Bumi mengalami efesensi sebesar Rp 224,63 miliar menjadi Rp 342,1 miliar.
  • Ditjen Ketanagalistrikan mengalami efesensi sebesar Rp 355,02 miliar menjadi Rp 102,91 miliar.
  • Ditjen Minerba mengalami efisiensi sebesar Rp 31,6 miliar menjadi Rp 337,96 miliar.
  • Dewan Energi Nasional mengalami efisiensi sebesar Rp 17,37 miliar menjadi Rp 46,41 miliar.
  • BPSDM mengalami efisiensi sebesar Rp 261,3 miliar sehingga anggarannya menjadi Rp 356,61 miliar.
  • Badan Geologi mengalami efisiensi sebesar Rp 163,66 miliar anggarannya menjadi Rp 295,3 miliar.
  • BPH Migas mengalami efisiensi sebesar Rp 118,78 miliar sehingga anggarannya menjadi Rp 135,5 miliar.
  • Ditjen EBTKE mengalami efisiensi sebesar Rp 318,6 miliar sehingga anggarannya menjadi Rp 248,36 miliar.
  • BPMA mengalami efisiensi sebesar Rp 15,9 miliar sehingga anggarannya menjadi Rp 76,17 miliar.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Badan Geologi Ungkap Kabar Terbaru 'Harta Karun' di Grobogan Jateng

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular