
Kemenperin Hemat Sana Sini, Termasuk Biaya Sekali Pencet Lift Rp2.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggaran Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terpotong imbas kebijakan penghematan yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto. Semula pagu anggaran Kemenperin 2025 sebesar Rp 2,5 triliun, setelah terkena efisiensi maka menjadi Rp1,1 triliun.
Dampak dari pemotongan anggaran ini melebar ke berbagai penghematan operasional. Selain menghemat biaya air dan listrik, kini pejabat Kemenperin juga harus menerima kenyataan terkena pemotongan tunjangan bensin.
"Yang kami efisiensikan adalah alokasi BBM untuk pejabat Eselon I dan II," kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko S.A. Cahyanto di Kemenperin, dikutip Jumat (7/2/2025).
Artinya pejabat setara Eselon I seperti Direktur Jenderal, Staf Khusus Menteri bahkan Eko sendiri sebagai Sekjen hingga Direktur di Eselon II tidak lagi mendapat tunjangan untuk bahan bakar minyak (BBM).
Selain pejabat, operasional di lingkungan Kemenperin juga ikut terkena dampak akibat penghematan ini. Efeknya bahkan sampai ke operasional terkecil seperti lampu hingga lift.
"Kami sudah menghitung bahwa setiap orang yang ada di depan lift mencet tombol lift itu costnya Rp2.000 dan di gedung ini ada sekitar 2.500 orang. Kalau pagi naik ke atas, kemudian siang turun istirahat makan dan balik lagi naik ke atas dan turun lagi. Bahkan, bisa 4 kali lebih untuk naik turun. Kalau dikali 2.500 orang lumayan," ujar Eko.
Berdasarkan informasi yang diperoleh CNBC Indonesia, beberapa pegawai di lingkungan Kemenperin juga sudah melakukan sistem bekerja dari mana saja (WFA), tujuannya demi menghemat biaya listrik.
"Bahkan dari perangkat elektronik di luar kebutuhan langsung untuk bekerja seperti laptop, komputer, printer dan lainnya itu 500 kilo watt yang kami butuhkan untuk operasi gedung ini," ujar Eko.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ide Avanza-Pajero Cs Dilarang Pakai BBM Subsidi, Kemenperin Bilang Ini
