
Harga Anjlok, RI Bakal Perketat Ekspor Batu Bara?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengevaluasi kebijakan terkait ekspor batu bara. Rencananya ekspor batu bara ke luar negeri akan diperketat apabila harga sedang tertekan.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, di tahun 2024 Indonesia melakukan ekspor batu bara mencapai 550 juta ton atau hampir setengahnya dari batu bara yang beredar di Dunia mencapai kurang lebih 1 miliar ton - 1,5 miliar ton.
Dengan ekspor batu bara yang tinggi, Bahlil menilai batu bara dari Indonesia bisa berdampak sistemik. "Jadi batu bara kita ini betul-betul berdampak sistemik masif dan terstruktur kalau kita buat kebijakan terjadi pengetatan ekspor, tapi sampai sekarang belum. Tetapi kalau harga ditekan terus, tidak menutup kemungkinan juga kita berpikir lain," ungkap Menteri Bahlil dalam Konfrensi Pers Kinerja Sektor ESDM, Senin (3/2/2025).
Sebagaimana catatan, harga batu bara per 31 Januari 2025 mencapai US$ 121,9 per ton. Sementara itu, produksi batu bara RI pada 2024 tercatat telah mencapai 836 juta ton.
Ini merupakan rekor baru setelah pada tahun sebelumnya, yakni pada 2023 produksi batu bara RI juga mencapai produksi tertinggi hingga 775 juta ton. Adapun realisasi produksi batu bara RI pada 2024 ini juga melampaui target atau setara 117% dari target pada 2024 sebesar 710 juta ton.
Menjawab apakah ekspor batu bara akan diperketat, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno menegaskan, bahwa tidak ada larangan ekspor batu bara melainkan, pemerintah sedang mengevaluasi terkait kebijakan ekspor. "Dilakukan evaluasi. Bukan melarang ya, nggak ada melarang," tegas Tri ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (3/2/2025).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Proyek Kebanggaan Jokowi, RI Ketiban Durian Runtuh Rp540,61 T