Produksi Nikel RI Jadi Digunting? Ini Jawaban Bahlil
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia buka suara perihal rencana pemangkasan produksi nikel di dalam negeri. Yang terpenting baginya, suplai dan demand terhadap nikel bisa tetap terjaga dan tidak dimonopoli.
Bahlil menuturkan, bahwa pihaknya sedang menghitung berapa banyak pabrik nikel yang ada di Indonesia. Hal ini penting untuk memetakan produksi nikel di dalam negeri untuk industri smelter.
Yang terang, perusahaan saat ini tidak boleh memonopoli baik suplai dan demand. Misalnya, untuk perusahaan yang sudah memiliki industri (smelter) dan juga memiliki tambang. "Kalau dia (smelter) gak mau harga murah dia gak ambil. jadi saya ingin suplai-demand itu jaga tapi gak di monopoli," ungkap Bahlil saat Konfrensi Pers Kinerja Sektor ESDM di Kantor ESDM, Senin (3/2/2025).
Dengan tak dimonopoli, Bahlil memastikan tambang, industri, masyarakat bisa berjalan. Dan negara bisa mendapatkan royalti dengan adil.
Dia mencontohkan, dengan suplai nikel yang tinggi sementara demandnya rendah, maka harga akan anjlok. Sehingga pendapatan negara tidak maksimal. "Nilai komoditas di pasar global terjengkal," tanda Bahlil
(pgr/pgr)