Gang Perusahaan AS-ASEAN Tak Khawatir RI Gabung BRICS

Thea Arbar, CNBC Indonesia
21 January 2025 13:58
(FILES) Handout picture released by the Brazilian Presidency showing Brazil's President Luiz Inacio Lula da Silva (L) posing for a picture with Indonesia's President Prabowo Subianto before the launch of the Global Alliance against Hunger and Poverty and the first session of the G20 Leaders' Meeting in Rio de Janeiro, Brazil, on November 18, 2024. Brazil on January 6, 2025, announced that Indonesia had become a full member of BRICS, a bloc of developing economies increasingly seen as a counterweight to the West. Brazil, which holds the rotating presidency of the grouping in 2025, said Indonesia's bid to join the bloc had been approved during a summit in 2023 in Johannesburg. (Photo by Ricardo STUCKERT / BRAZILIAN PRESIDENCY / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT 'AFP PHOTO / BRAZILIAN PRESIDENCY / Ricardo STUCKERT' - NO MARKETING - NO ADVERTISING CAMPAIGNS - DISTRIBUTED AS A SERVICE TO CLIENTS
Foto: AFP/RICARDO STUCKERT

Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan perusahaan-perusahaan anggota US-ASEAN Business Council (USABC) mengaku tidak khawatir dengan bergabungnya Indonesia ke dalam blok ekonomi yang terdiri dari Brazil, Russia, India, China, and South Africa (BRICS).

Brian D. McFeeters, Senior Vice President and Regional Managing Director US-ASEAN Business Council menegaskan perusahaan-perusahaan di USABC menegaskan mereka tidak terlalu khawatir. Mereka tidak melihat adanya masalah soal kebijakan ini.

"Mereka melihat ini, seperti Anda tahu, perusahaan terkadang ingin diversifikasi posisinya. Jadi mereka tidak melihat arah tertentu," ujarnya, Selasa (21/1/2025).

"Tidak ada isu besar yang saya dengar dari perusahaan (USABC) sejauh ini," tegasnya.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menyebut BRICS bukan satu-satunya blok ekonomi yang diikuti RI. Sejauh ini, RI telah aktif di kelompok multilateral yang lain, seperti G20, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF), MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia), dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

"Keanggotaan Indonesia di dalam BRICS bukanlah merupakan sesuatu kebijakan yang terisolir," katanya, menambahkan bahwa saat ini Indonesia sedang tahap aksesi sebagai anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

"Sekali lagi, bergabungnya Indonesia dalam BRICS merupakan sebuah wujud dari pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif," tukasnya.


(tfa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Blok Besar China dan Rusia, Prabowo Ngebet RI Gabung Geng BRICS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular